Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

WHO Sebut Vaksin Virus Corona Mungkin Akan Tersedia pada Akhir Tahun: 'Ada Harapan'

aksin untuk melawan Covid-19 mungkin sudah siap pada akhir tahun ini, menurut kepala Organisasi Kesehatan Dunia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
WANG ZHAO / AFP
ILUSTRASI VAKSIN: Vaksin Sinovac Biotech, salah satu dari 11 perusahaan China yang disetujui untuk melakukan uji klinis vaksin virus corona potensial, ditampilkan pada konferensi pers selama tur media di sebuah pabrik di Beijing pada 24 September 2020 . 

TRIBUNNEWS.COM - Vaksin untuk melawan Covid-19 mungkin sudah siap pada akhir tahun ini, menurut kepala Organisasi Kesehatan Dunia.

Dilansir Mirror, Direktur Jenderal organisasi Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan harapan tentang tersedianya vaksin virus corona yang dinanti-nantikan.

"Kita akan membutuhkan vaksin dan ada harapan bahwa akhir tahun ini kita dapat memiliki vaksin," ujar Ghebreyesus.

"Ada harapan," tambahnya.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah selesainya rapat dua hari Dewan Eksekutif mengenai pandemi.

Baca: Menristek: Vaksin Sinovac untuk Kebutuhan Jangka Pendek

Baca: WHO Beri Sinyal Vaksin Covid-19 Akan Tersedia Akhir Tahun Ini

Tedros Adhanom Ghebreyesus saat rapat di kantor WHO di Genewa Swiss pada 5 Oktober 2020
Tedros Adhanom Ghebreyesus saat rapat di kantor WHO di Genewa Swiss pada 5 Oktober 2020 (Christopher Black / World Health Organization / AFP)

Meski begitu, Ghebreyesus tidak menjelaskan lebih rinci atau merujuk pada vaksin mana yang segera siap.

Saat ini ada sembilan vaksin eksperimental sedang disiapkan untuk program vaksin global COVAX yang dipimpin WHO.

COVAX bertujuan mendistribusikan 2 miliar dosis pada akhir 2021.

Sebelumnya, Profesor Adam Finn dari University of Bristol menyiratkan gagasan, vaksin dapat membuat pandemi berakhir secara langsung dan dramatis.

Ia mengatakan vaksin kemungkinan akan diberikan kepada orang tua terlebih dahulu.

Profesor Finn, yang merupakan anggota komite gabungan untuk vaksinasi dan imunisasi (JCVI) mengatakan, suntikan harus diberikan terlebih dahulu kepada orang tua, pengasuh dan mereka yang rentan, sebelum pertimbangan lain.

Kebijakan itu diambil setelah Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan kepada Commons pada hari Senin, Pemerintah akan mengikuti saran JCVI tentang siapa yang harus divaksinasi terlebih dahulu.

Namun Hancock menolak menanggapi komentar, kurang dari setengah populasi Inggris dapat diberikan suntikan untuk melindungi diri dari virus.

Kate Bingham mengatakan kepada Financial Times bahwa mereka yang berpikir bahwa seluruh penduduk akan divaksinasi adalah "salah arah."

Dia berkata: "Ini adalah vaksin khusus dewasa untuk orang di atas 50 yang berfokus pada pekerja kesehatan dan pekerja perawatan rumahan dan yang rentan."

China Minta Restu WHO agar Vaksin Covid-19 Buatannya Dapat Dipakai Dunia

Sementara itu, China sedang dalam pembicaraan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), agar vaksin Covid-19 yang diproduksi secara lokal dapat dinilai badan PBB itu untuk dipakai global.

Demikian disampaikan seorang pejabat WHO pada Selasa (6/10/2020) seperti dilansir Reuters.

Ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok lain yang dianggap berisiko tinggi di China telah diberikan vaksin yang dikembangkan secara lokal meskipun uji klinis belum sepenuhnya selesai.

Baca: Kasus Covid-19 di Malaysia Kembali Bertambah Setelah Sebelumnya Mulai Reda

Koordinator WHO untuk obat-obatan esensial dan teknologi kesehatan di kawasan Pasifik Barat, Socorro Escalate mengatakan kepada konferensi pers virtual, China telah mengadakan diskusi awal dengan WHO agar vaksinnya dimasukkan dalam daftar untuk penggunaan darurat.

Prosedur pencatatan penggunaan darurat WHO memungkinkan vaksin dan perawatan tanpa lisensi dinilai untuk mempercepat ketersediaannya dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Ini membantu negara-negara anggota WHO dan lembaga pengadaan PBB untuk menentukan aksesibilitas vaksin.

"Secara potensi melalui daftar penggunaan darurat ini kualitas dan keamanan vaksin dan kemanjuran ini dapat dinilai. Kemudian ini dapat disediakan untuk pemegang lisensi kami," kata Escalante.

Baca: Data Terbaru! Ini 90 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Jakarta Saat Ini

China memiliki setidaknya empat kandidat vaksin dalam tahap akhir uji klinis - dua dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara, dan dua sisanya masing-masing berasal dari Sinovac Biotech dan CanSino Biologics.

Semua vaksin itu sedang diuji coba di sejumlah negara seperti Pakistan, Indonesia, Brasil, Rusia dan Uni Emirat Arab.

Bulan lalu, UEA mengesahkan penggunaan darurat vaksin CNBG.

Pengesahan UEA ini adalah izin darurat internasional pertama untuk salah satu vaksin China, hanya enam minggu setelah uji coba pada manusia dimulai di negara Arab Teluk tersebut.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bulan lalu akan memprioritaskan China dan Rusia dalam belanja global negaranya untuk vaksin.

Meskipun demikian WHO terus memperingatkan seluruh negara agar warganya mematuhi protokol kesehatan.

Apalagi sejauh ini masih belum pastinya ketersediaan vaksin Covid-19.

Sejauh ini, WHO mencatat pengujian vaksin baru mencapai fase ketiga sehingga vaksin Covid-19 versi sempurna belum ada hingga saat ini.

Karenanya, WHO mengimbau agar negara-negara menerapkan aturan ketat untuk menegakkan protokol kesehatan berupa penggunaan masker, menjaga jarak sosial (social distancing), mencuci tangan, memakai masker di ruang publik dan transportasi publik.

WHO pun meminta negara-negara untuk memperbanyak pengujian Covid-19.

“Pesan kami kepada Pemerintah dan masyarakat jelas: “lakukan semua (protokol kesehatan),” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebagaimana dilansir Reuters beberapa waktu lalu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Srihandriatmo Malau)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved