Kritikus Vladimir Putin, Alexei Navalny Keluar dari Rumah Sakit Berlin
Kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny telah keluar dari rumah sakit di Berlin, tempat dia dirawat karena keracunan Novichok.
TRIBUNNEWS.COM - Kritikus Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny telah keluar dari rumah sakit di Berlin, tempat dia dirawat karena keracunan Novichok.
Rumah Sakit Charité mengatakan akan menghentikan perawatan medis Navalny karena kondisinya telah cukup membaik.
Mengutip BBC, Navalny mengunggah foto dirinya berdiri tanpa bantuan dan menuliskan, dokter telah memberinya kesempatan untuk sembuh total.
Baca: UPDATE Alexei Navalny: Tuntut Rusia Kembalikan Pakaian hingga Permintaan Maaf Ilmuwan Novichok
Baca: Kondisi Alexei Navalny Semakin Membaik, Unggah Foto Ini di Instagram

Sebagaimana diketahui, staf Navalny mengklaim dia diracun atas perintah Vladimir Putin.
Tetapi, Kremlin dengan keras membantah terlibat dengan insiden Alexei Navalny.
Navalny yang dikenal lantang menyuarakan kritik kepada Putin, jatuh sakit dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow pada 20 Agustus 2020 kemarin.
Tak lama di rawat di Omsk, Navalny dievakuasi ke Rumah Sakit Charité di Ibu Kota Jerman.
Apa Kata Dokter Navalny?
Rumah sakit mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, Navalny (44) telah menghabiskan 32 hari di sana, termasuk 24 hari dalam perawatan intensif.
"Berdasarkan kemajuan pasien dan kondisi saat ini, dokter yang merawat (Navalny) yakin pemulihan total terjadi. Namun, masih terlalu dini untuk mengukur potensi efek jangka panjang dari keracunan parahnya," terang pihak rumah sakit.
Awal bulan ini, rumah sakit mengungkapkan bahwa Navalny sudah mulai pulih dan menambahkan, dia telah dikeluarkan dari ventilator dan dapat meninggalkan tempat tidurnya.
Baca: Staf Alexei Navalny: Jejak Racun Novichok Ditemukan dari Botol Air Kamar Hotel di Siberia
Baca: Alexei Navalny Segera Kembali ke Rusia, Juru Bicara: Tak Ada Opsi Lain untuk Dipertimbangkan
Pada saat itu, pemerintah Jerman mengatakan, laboratorium di Prancis dan Swedia telah mengkonfirmasi kembali tes Jerman yang menunjukkan bahwa racun yang digunakan pada Navalny adalah agen Novichok.
Terkait hasil tes yang disampaikan Prancis dan Swedia, pihak Kremlin mengklaim tidak ada buktinya.

Dibalik Keracunan Navalny
Lebih jauh, para staf Navalny awalnya mengklaim tehnya telah dibubuhi di Bandara Tomsk di Siberia sebelum dia terbang ke Moskow.
Namun, mereka kemudian mengatakan bahwa jejak agen saraf telah ditemukan pada botol air di kamar hotel tempat dia menginap.
Navalny jatuh sakit selama penerbangan dan pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk.
Pejabat Rusia dibujuk untuk mengizinkannya diterbangkan ke Jerman dua hari kemudian.
Baca: Rumah Sakit Jerman yang Rawat Alexei Navalny Kabarkan Pemimpin Oposisi Rusia Itu Bangun dari Koma
Baca: Meracun Proyek Nord Stream 2, Analisis Terkait Kasus Alexei Navalny
Setelah tes memastikan keracunan dengan agen saraf Novichok, Uni Eropa menuntut penyelidikan "transparan" oleh pemerintah Rusia.
"Mereka yang bertanggung jawab harus dibawa ke pengadilan," bunyi pernyataan itu.
Untuk diketahui, Agen saraf dari kelompok Novichok juga digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, Inggris pada tahun 2018.
Mereka berdua selamat, tetapi seorang wanita setempat, Dawn Sturgess, meninggal setelah bersentuhan dengan racun tersebut.
Inggris menuduh intelijen militer Rusia melakukan serangan itu.
Dua puluh negara mengusir lebih dari 100 diplomat dan mata-mata Rusia.
Namun, Moskow membantah terlibat.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)