Terungkap! Para Tahanan Politik Disiksa di Kamp Penyiksaan Kim Jong-Un
Jung Gwang-il mengungkapkan kegerian kamp penyiksaan di negara tersebut.
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Sebagai negara yang dipimpin dengan tangan besi, tak aneh jika Korea Utara memiliki kamp penyiksaan.
Apalagi, Pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-un tak segan-segan mengeksekusi atau memenjarakan pihak-pihak yang menentangnya.
Seorang pelarian Korea Utara yang kini tinggal di Seoul, Korea Selatan, Jung Gwang-il mengungkapkan kegerian kamp penyiksaan di negara tersebut.
Jung, yang kini berusia 57 tahun itu mengaku dirinya sempat dijebloskan ke tempat tersebut.
Baca: Sempat Reda, Kasus Covid-19 di Korea Selatan Kembali Melonjak
Pada tahun 2000, dia ditangkap dengan tuduhan mata-mata oleh rekan kerjanya saat bekerja sebagai pedagang makanan laut.
Dia pun dibawa ke Camp 15 yang merupakan penjara gunung, yang juga dikenal dengan nama Yodok.
“Saat sampai di sana, saya melihat orang-orang yang tak terlihat seperti manusia, melainkan binatang buas,” katanya kepada New York Post.
“Tempat itu sangat menyeramkan. Bahkan ada napi yang tak bisa berjalan dengan baik karena mereka disiksa dan kelaparan,” tambah Jung.
Di Camp 15, Jung dan napi lainnya dipaksa melakukan pekerjaan berat, biasanya melakukan penebangan pohon di tempat yang dingin dengan sedikit baju dan makanan.
Dia mengungkapkan banyak napi yang tewas karena kelaparan dan kelelahan.
Jung sendiri berusaha bertahan setelah diberitahu jika keluarhanya akan ditahan jika dia tewas di Cmap 15.
Jung mengaku dirinya secara regular disiksa dengan teknik menggunakan beberapa alat seperti listrik kejut, dengan papan air bahkan di ikat di dinding dengan posisi yang menyiksa.
Jung kemudian akhirnya dibebaskan.
Dia pun memutuskan untuk pergi ke Korea Selatan dengan cara berenang.
Sumber: Kompas TV