HUT ke 53 ASEAN, 10 Menlu Komitmen Jaga Perdamaian dan Stabilitas Asia Tenggara
Para menteri luar negeri (Menlu) se-ASEAN menyatakan komitmennya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM –Para menteri luar negeri (Menlu) se-ASEAN menyatakan komitmennya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara.
Pada peringatan hari ASEAN yang ke – 53 yang jatuh pada Sabtu (8/8/2020), Menlu Se-ASEAN menegaskan kembali komitmen untuk memastikan implementasi yang efektif dari Visi Komunitas ASEAN 2025.
Serta mempertahankan momentum pembangunan Komunitas ASEAN setelah tahun 2025.
“ASEAN berdiri karena keinginan kuat untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, aman stabil dan sejahtera,” mengutip dari keterangan Menlu Se-ASEAN, Sabtu (8/9/2020).
ASEAN terdiri dari 10 negara yang memiliki berbagai perbedaan, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Namun, keragaman tersebut diterangkan para Menlu, justru memperkuat kesetiakawanan di antara negara-negara di Asia Tenggara yang bermula.
Baca: ASEAN - AS Pererat Kerjasama Pemulihan Ekonomi Dampak Covid-19 dan Vaksin
Baca: 4 Napi di Lapas Kuningan Catut Nama Menlu Retno Marsudi untuk Menipu Warga

“Menegaskan kembali komitmen kami untuk menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan perdamaian, keamanan, netralitas dan stabilitas, serta memperkuat nilai-nilai berorientasi perdamaian di kawasan tersebut sejalan dengan hukum internasional,” tulisnya.
Para menlu se-ASEAN juga menegaskan kembali perlunya ASEAN untuk tetap bersatu, kohesif, dan tangguh dalam mempromosikan tujuan, prinsip, dan kepentingan bersama sebagaimana yang tertuang dalam Piagam ASEAN.
Lebih jauh lagi, menegaskan kembali pentingnya menjunjung tinggi tujuan dan prinsip-prinsip Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) serta di Zona Damai, Deklarasi Kebebasan dan Netralitas, dan Deklarasi KTT Asia Timur tentang Prinsip-Prinsip Saling Bersama, serta hubungan yang menguntungkan.
Para Menlu se-ASEAN juga mengimbau semua negara untuk menahan diri dalam melakukan kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas,
Serta untuk menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan, dan untuk menyelesaikan perbedaan dan perselisihan dengan cara damai sesuai dengan hukum internasional, salah satunya terkait sengketa Laut China Selatan.
“Kami menyerukan untuk terus membangun kepercayaan strategis dan saling percaya di antara negara-negara melalui dialog berkelanjutan, kerja sama yang saling menguntungkan, dan langkah-langkah pembangunan kepercayaan praktis untuk menciptakan lingkungan yang damai yang kondusif untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” lanjutnya.
--