Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Meski Bersitegang, Donald Trump Akui Bersedia Kerja Sama dengan China untuk Vaksin Covid-19

Presiden AS Donald Trump akui kesediannya bila bekerja sama dengan China terkait vaksin Covid-19 untuk warga Amerika.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
kompasiana.com
Presiden China. Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump menyatakan kesediannya untuk bekerja sama dengan China atau negara lain terkait vaksin Covid-19.

Hal itu ia sampaikan agar warga Amerika bisa segera memperoleh vaksin.

Langkah ini rela ia lakukan meskipun meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington.

"Kami bersedia bekerja dengan siapa pun yang akan memberi kami hasil yang baik," kata Trump pada hari Selasa (21/7/2020), dikutip dari SCMP.

Trump menjawab ketika ditanya apakah pemerintah akan berkolaborasi dengan China pada vaksin yang ditujukan bagi warga Amerika.

Presiden AS Donald Trump duduk dengan tangan bersilang saat diskusi meja bundar tentang Pembukaan Kembali Sekolah-Sekolah Amerika yang Aman selama pandemi, di Ruang Timur Gedung Putih pada 7 Juli 2020, di Washington, DC.
Presiden AS Donald Trump duduk dengan tangan bersilang saat diskusi meja bundar tentang Pembukaan Kembali Sekolah-Sekolah Amerika yang Aman selama pandemi, di Ruang Timur Gedung Putih pada 7 Juli 2020, di Washington, DC. (JIM WATSON / AFP)

Baca: Di Tengah Lonjakan Jumlah Pasien, Donald Trump Dikabarkan Berupaya Memblok Dana Tes Covid-19

Pernyataan itu muncul sehari setelah para peneliti mengatakan adanya vaksin yang menunjukan reaksi baik terhadap virus corona.

Vaksin tersebut dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc China dan unit penelitian militer China.

Hasil vaksin tersebut menujukkan reaksi aman dan memicu respons kekebalan pada sebagian besar subjek.

Hal itu terungkap dalam studi tahap tengah yang diawasi oleh peneliti dengan ketat.

Kandidat CanSino merupakan salah satu dari banyaknya vaksin yang menunjukkan harapan dalam pengujian tahap awal.

Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020.
Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020. (Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP)

Baca: Twitter Nonaktifkan Cuitan Kampanye Donald Trump, Gara-gara Pakai Lagu Linkin Park

Vaksin lainnya yang juga bersiap untuk uji coba tersebut.

Termasuk vaksin dari Moderna Inc yang berbasis di A.S dan BioNTech SE Jerman, dalam kemitraan dengan produsen obat Amerika Pfizer Inc.

Pada Senin kemarin, data dari percobaan awal gabungan kandidat vaksin yang sedang dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Oxford dan perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca juga dirilis.

Setelah tiga bulan absen dari pengarahan singkat harian tentang virus corona, Trump kembali ke podium pada hari Selasa (21/7/2020).

India tengah mengembangkan Covaxin, vaksin untuk virus corona.
India tengah mengembangkan Covaxin, vaksin untuk virus corona. (BBC)

Baca: Presiden Donald Trump Berencana Larang Ratusan Juta Orang China Masuk ke AS

Ia naik ke panggung sendiri, tanpa ditemani ahli kesehatan masyarakat.

Selain menyatakan dukungan untuk mengenakan masker sebagai cara untuk memerangi pandemi, Trump juga memperingatkan anak muda terhadap bar yang penuh sesak dan bisa menyebarkan penyakit.

Itu semua menandai bahwa Trump menunda pembukaan kembali ekonomi yang telah diperjuangkannya sejak April lalu.

Seperti yang diketahui, Trump telah lama bersitegang dengan pemerintah China.

Suami Melanie Trump ini menyalahkan China karena salah menangani pandemi virus corona yang mematikan.

Ilustrasi vaksin virus corona. Australia sudah ujicoba vaksin virus Corona pada manusia dan diharapkan tersedia untuk tahun ini.
Ilustrasi vaksin virus corona. Australia sudah ujicoba vaksin virus Corona pada manusia dan diharapkan tersedia untuk tahun ini. (Fresh Daily)

Baca: Beda Sikap soal Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi, Donald Trump Sebut Universitas Harvard Konyol

Terlebih, virus tersebut berasal dari kota Wuhan di China dan menyebar ke seluruh Amerika Serikat.

Virus ini sudah menewaskan lebih dari 140.000 warga Amerika dan meningkatkan harapan untuk vaksin yang cepat dan layak.

"Saya pikir kita akan memiliki beberapa hasil yang sangat bagus. Kami sudah dalam pengujian. Tidak ada yang berpikir itu mungkin,” katanya.

"Saya pikir Anda akan melihat sesuatu selama periode waktu yang cukup singkat berikutnya -mungkin periode yang sangat singkat- berkaitan dengan terapi dan vaksin yang sangat baik," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved