Virus Corona
Singapura Senjatai Lansia dengan Gadget Khusus untuk LacakKontak Kasus Covid-19
Singapura baru-baru ini membagikan gadget pelacakan kasus Covid-19, TraceTogether kepada para lansia dan non-pengguna aplikasi tersebut.
TRIBUNNEWS.COM -Singapura baru-baru ini membagikan gadget pelacakan kasus Covid-19, TraceTogether kepada para lansia dan non-pengguna aplikasi tersebut.
Perangkat ini ditujukan kepada orang yang tidak menggunakan aplikasi TraceTogether yang sebelumnya telah dirilis pemerintah.
Dengan adanya gadget ini, pasien dapat diidentifikasi jejak lokasi serta kontaknya sebelum dinyatakan positif corona.
Dikutip dari BBC, gadget pelacak ini berbentuk kotak dan hanya sebesar genggaman tangan.
Aksesnya mudah, pengguna hanya perlu membawanya di tas atau di saku baju saja.
Baca: 40.000 Pasien dari 45.000 Lebih Kasus Covid-19 di Singapura Telah Pulih
Baca: Bioskop di Singapura Dibuka Kembali 13 Juli 2020, Boleh Lepas Masker Hanya untuk Ini

Selain itu, baterai gadget TraceTogether ini akan hidup selama sembilan bulan tanpa perlu diisi ulang.
Badan pemerintah yang mengembangkan perangkat yang dikenal Token ini, mengatakan bahwa gadget tersebut akan memaksimalkan pelacakan kontak.
Adapun ribuan lansia di Singapura menjadi kelompok pertama yang diberikan gadget ini, terutama bagi yang tidak memiliki ponsel pintar.
Untuk mendaftar, pengguna hanya perlu menuliskan nomor penduduk dan nomor telepon saja sama halnya dengan aplikasi TraceTogether.
Baca: Singapura Akan Gelar Pemilihan Umum di Tengah Pandemi, PM Lee Hsien Loong Ungkap Alasannya
Baca: Tetap Setia Bona Pascal Disukai Masyarakat Didaratan Cina, Taiwan, Korea dan Singapura
Gadget harus diserahkan kepada Kementerian Kesehatan bila pengguna dinyatakan positif corona.
Berbeda dengan aplikasi yang datanya bisa diakses melalui internet, data gadget ini diambil secara manual untuk mengetahui data tracingnya.
Pelacak kontak ini nantinya akan menggunakan rekaman jejak untuk mengidentifikasi orang lain yang mungkin tertular.
"Alat ini dapat mengkorelasikan dengan siapa Anda berada, siapa yang telah terinfeksi, dan yang terpenting, siapa yang mungkin telah menginfeksi Anda," jelas Sean Cross, salah satu pengembang perangkat keras yang menguji gadget TraceTogether sebelum diluncurkan.
Negara Pertama yang Menggunakan Aplikasi Pelacak Nasional
Singapura adalah negara pertama yang menggunakan aplikasi serta gadget pelacak corona secara nasional.
Pemerintah mengatakan, sudah ada 2,1 juta orang yang mengunduh aplikasi, jumlah itu setara 35 persen populasi Negeri Singa.
Sebenarnya pemerintah tidak memaksa masyarakat untuk menggunakan aplikasi ini, namun hal ini wajin hukumnya bagi pekerja migran yang tinggal di asrama.
Diketahui pekerja migran menyumbang 44.000 kasus infeksi corona di Singapura.
Pemerintah mengatakan aplikasi itu mempercepat karantina bagi orang-orang yang berisiko terinfeksi.
Baca: KSAL dan Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Bahas Penguatan Keamanan Maritim
Baca: Protokol Salat Jumat di Singapura Selama Pandemi Corona: Jemaah Reservasi Tempat via Online

Sayangnya ada sejumlah kendala dalam aplikasi ini.
Untuk iPhone, layanan Bluetooth hanya bisa berjalan bila dibuka langsung, artinya pengguna tidak bisa menggunakan headset atau melakukan hal lain dengan ponselnya.
Selain itu aplikasi ini juga menguras baterai, namun hal ini tidak terjadi pada perangkat Android.
Secara teori, pelacakan kontak otomatis bisa efektif tetapi hanya jika ada persentase besar populasi yang terlibat.
Aplikasi dan gadget ini juga terganjal isu keamanan data.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)