Virus Corona
Pejabat Beijing Nyatakan Wabah Virus Corona di Bawah Kendali
Beijing menyatakan wabah virus corona di bawah kendali sejak awal Juni 2020, tetapi kekhawatiran masih tetap menjalari masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM - Beijing menyatakan wabah virus corona di bawah kendali sejak awal Juni 2020.
Tetapi, kata pejabat di Ibu Kota China, kekhawatiran masih tetap menjalari masyarakat.
Dikutip Tribunnews dari France24, pihak berwenang berlomba menahan wabah yang muncul di pasar makanan grosir terbesar di Beijing.
Sebagian kota dilockdown setelah kasus pertama diumumkan pada 11 Juni 2020.
Terkait hal ini, Juru Bicara Pemerintah Kota Beijing, Xu Heijan menjelaskan dalam satu kalimat.
Baca: China Laporkan 12 Kasus Baru Covid-19, Ada 7 di Beijing
Baca: Kasus Corona Baru di China Makin Meluas, Muncul 22 Kasus Baru, 13 Terjadi di Beijing
"Wabah di Beijing yang secara langsung terkait dengan Xinfadi (pasar) pada dasarnya di bawah kendali," ungkap Xu.
"Tetapi, pada saat yang sama, kami telah menemukan infeksi (dari) klaster rumah tangga dan tempat kerja, serta kasus-kasus penularan (di) masyarakat," tambah Xu.

Para pejabat mengatakan, pihaknya menemukan 253 dari 256 kasus di Beijing terkait dengan Xinfadi di selatan kota.
Sementara, pelacakan kontak untuk tiga sisanya masih berlangsung.
Kota ini sebelumnya mengumumkan tujuh kasus baru pada Rabu, dengan tingkat infeksi melambat sejak awal pekan ini.
Kepala Komisi Kesehatan Beijing Sebut sebagai Sinyal Positif
Lebih jauh, Kepala Komisi Kesehatan Beijing Lei Haichao memberikan tanggapannya terkait pencegahan dan pengendalian yang dilakukan pihak berwenang.
"Ini mengirimkan sinyal yang sangat positif, dan membuktikan tindakan pencegahan serta pengendalian yang dilakukan akhir-akhir ini," kata Lei Haichao.
Baca: Amerika-China Kian Memanas: 60 Persen Kekuatan Tempur Angkatan Laut AS Telah Berada di Asia Pasifik
Baca: Vaksin Covid-19 Buatan China Siap Dilakukan Uji Coba Tahap Akhir Kepada Manusia di UEA
Kota ini, kata Lei Haichao menambahkan, kota tersebut meningkatkan kapasitas pengujian sampel asam nukleat harian menjadi 300.000 dari 100.000 perhari pada awal Juni 2020.
Diketahui, hampir tiga juta orang telah diuji di Beijing.
Banyak kasus dilaporkan dari para pekerja migran berpenghasilan rendah di Xinfadi dan restoran terdekat.
Pasar dan lusinan kompleks perumahan telah terkunci sejak 13 Juni 2020.
Para ahli memperingatkan, wabah yang lebih ringan dan berulang akan terjadi di masa depan.
Baca: Baru Berusia 40-an, Colin Zheng Huang Jadi Orang Terkaya di China, Geser Jack Ma
Satu di antaranya yakni Zhong Nanshan, , ahli pernapasan terkemuka yang mempelopori respon China terhadap pandemi SARS.
"Mungkin ada peningkatan kasus di musim dingin atau musim semi mendatang," ungkap Zhong Nanshan.
"Tapi, saya tidak berpikir wabah akan sebesar gelombang pertama pandemi," tambahnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)