Virus Corona
Donald Trump Sarankan Otoritas untuk Kurangi Tes Covid-19 agar Kasus Positif Tidak Bertambah Banyak
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta pihak berwajib untuk mengurangi tes virus corona agar jumlah kasus positif tidak bertambah banyak.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta pihak berwajib untuk mengurangi tes virus corona agar jumlah kasus positif tidak bertambah banyak.
Seperti yang dilansir Buzzfeed News, pernyataan tersebut diucapkannya saat kampanye pertamanya di Tusla, Oklahoma, Sabtu (20/6/2020).
"Ketika kau melakukan pengujian yang luas, kau akan menemukan banyak orang, kau akan menemukan banyak kasus positif," ujar Trump.
"Jadi kepada orang-orangku, 'kurangi pengujian, tolong.'"
"Mereka terus saja menguji dan menguji."
Baca: Donald Trump Kesal Kampanye Pertama Gagal, Enam Tim Suksesnya Positif Corona
Baca: 6 Tim Kampanye Donald Trump Positif Terinfeksi Covid-19

Trump berkata pengujian virus corona bagikan pedang bermata dua.
Karena "bagian buruk" dari pengujian adalah meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19.
Selain itu, Trump juga menggunakan istilah rasis untuk Covid-19 dalam pidatonya.
Ia menyebut virus corona sebagai "virus China" atau "Kung Flu."
Baca: Donald Trump Sebut Corona sebagai Virus China, Jubir China: Urusi Urusanmu Sendiri
"Ini penyakit, tanpa perlu ditanya, yang memiliki banyak nama dari penyakit manapun dalam sejarah."
"Saya bisa menyebutnya 'Kung Flu,' saya bisa menyebutnya dengan 19 versi nama yang berbeda," ujar Trump yang diikuti sorak dan tepuk tangan pendukungnya.
"Banyak yang menyebutnya virus, yang memang virus."
"Banyak yang menyebutnya flu, apa bedanya."
Sebagian besar peserta datang ke rapat umum Trump, yang diadakan di BOK Center, tanpa menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus.
Mereka yang pergi ke rapat umum juga diharuskan untuk menandatangani surat pernyataan bebas tuntutan saat mendaftar untuk tiket.
Surat itu berisi persetujuan untuk tidak menuntut kampanye Trump seandainya mereka terinfeksi COVID-19 dari acara tersebut.
Sebelumnya, pada bulan Maret lalu, reporter CBS News Weijia Jiang, yang merupakan warga keturunan China-Amerika, mengatakan seorang pejabat Gedung Putih menyebut virus corona sebagai "Kung Flu" tepat di depannya.
Baca: Reaksi Timses soal Prank dari K-Popers dan TikTokers pada Kampanye Donald Trump
Trump juga sempat menyebut virus corona sebagai "virus China" di masa lalu, saat banyaknya orang Asia-Amerika yang dilaporkan menghadapi kejahatan rasial.
Namun Trump membantah istilah itu rasis.
Trump soal Pengujian Virus Corona

Para pejabat kesehatan sudah lama menekankan bahwa pengujian yang meluas adalah kunci untuk menampung dan mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Administrasi Trump telah dikritik karena responsnya yang lambat terhadap wabah virus coroa sejak awal.
Termasuk kegagalan untuk menerapkan pengujian yang luas.
Tim Murtaugh, juru bicara kampanye Trump, mengatakan presiden membuat komentar itu bercanda.
"Dia jelas membuat lelucon tentang liputan media dan menegaskan bahwa lebih banyak pengujian berarti menemukan lebih banyak kasus virus," katanya kepada BuzzFeed News dalam email.
Baca: Cadangkan Sejuta Tiket Kampanye Trump Hanya Dihadiri 6.500 Orang, Ini Pernyataan Tim
Tapi ini bukan pertama kalinya Trump membuat pernyataan serupa tentang pengujian yang meluas.
Baru-baru ini, pada suatu acara di minggu sebelumnya, Trump berkata, "Jika kita berhenti menguji sekarang, sebenarnya kita akan memiliki sedikit kasus."
Update Virus Corona di Amerika Serikat
Berdasarkan data dari Worldometers per Senin, 22 Juni 2020 pukul 19.00 WIB, jumlah kasus positif virus corona di seluruh dunia mencapai 9.073.321.
471.183 meninggal dunia dan 4.855.413 sembuh.
Dari jumlah tersebut, Amerika Serikat memimpin dengan kasus Covid-19 terbanyak yaitu 2.356.783 kasus positif.
122.250 meninggal dunia dan 980.367 lainnya sembuh.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)