Duduk Perkara Korut Ledakkan Kantor Penghubung di Kaesong Menurut Ahli, Merasa Dikhianati Trump
Duduk perkara Korea Utara meledakkan kantor penghubung di Kaesong menurut para ahli. Merasa dikhianati Donald Trump.
2. Andray Abrahamian, Profesor George Mason University Korea

Ada beberapa spekulasi selama sepekan terakhir yang mengatakan Korea Utara ingin mengekstraksi beberapa konsesi dari korea Selatan.
Tak hanya itu, Korea Utara juga diduga ingin mendapatkan perhatian Amerika Serikat tanpa melakukan uji coba rudal jarak jauh.
Atau mungkin Korea Utara ingin menciptakan krisis sebagai awal untuk melakukan pembicaraan darurat.
Tapi, tidak ada satupun penjelasan strategis tersebut yang sepenuhnya memuaskan.
Begitu banyak pilihan yang dihadapi Korea Utara berkaitan dengan politik internal dan apa yang sebenarnya terjadi tak bisa dipastikan.
Fakta adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, telah menjadi dalang dalam situasi menegangkan ini, menunjukkan ia bisa bersikap keras terhadap musuh Korea Utara.
Kim Yo Jong bagaimanapun terkait erat dengan pemulihan hubungan Utara-Selatan pada 2018.
Saat ini ia bisa menunjukkan kepemimpinannya, ia bukan orang biasa yang bisa dianggap remeh.
3. Van Jackson, penulis On the Brink: Trump, Kim, and the Threat of Nuclear War

Motivasi serangan tersebut kemungkinan berasal dari tiga masalah yang saling bertemu.
Baca: Adik Kim Jong Un Ancam Kirim Tentara Korut ke Perbatasan Korsel, Gara-gara Selebaran di Balon Udara
Baca: Korut Meradang dan Merasa Cuma Diberi Janji-janji Manis oleh Amerika
Satu diantaranya adalah Kim Jong Un merasa dikhianati Donald Trump setelah pertemuan keduanya gagal.
Terkait pertemuan itu, Kim Jong Un berharap mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
Kedua, ekonomi Korea Utara berada di bawah tekanan karena terbatasnya perdagangan dengan China akibat Covid-19 dan meningkatnya kampanye Amerika Serikat soal sanski maksimum.
Ketiga, adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, sedang menjalani proses membangun citra sebagai orang berwenang dan perlu menunjukkan kekuatan serta kompetensinya kepada para elit dan generasi tua militer di Korea Utara.
Namun, belum dapat dipastikan apakah hal tersebut berkaitan dengan Kim Yo Jong akan menggantikan Kim Hong Un.
Alasan penargetan Korea Selatan adalah strategis, Korea Utara bersisiko akan mengalami peningkatan konflik jika menyerang Amerika Serikat secara langsung.
Karena itu Korea Utara menjadikan Korea Selatan sebagai sasaran yang tak memicu perang.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)