Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Pangeran Belgia Positif Covid-19 Setelah Berpesta di Spanyol saat Pandemi

Pangeran Joachim dari Belgia positif terinfeksi virus corona (Covid-19) setelah menghadiri sebuah pesta di Spanyol.

Editor: Sanusi
Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, BARCELONA - Pangeran Joachim dari Belgia positif terinfeksi virus corona (Covid-19) setelah menghadiri sebuah pesta di Spanyol.

Menurut media Spanyol, pesta yang dihadiri keponakan dari Raja Belgia Philippe itu melanggar aturan lockdown, khususnya terkait jumlah orang.

Baca: Oknum Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Digugat Cerai Istri

Baca: PKS Kecam Aksi Teror terhadap Panitia dan Pembicara Diskusi FH UGM

"Pangeran berusia 28 tahun itu, positif, setelah menghadiri pertemuan di kota Cordoba pada tanggal 26 Mei," kata juru bicaraIstana Kerajaan Belgia seperti dilansir Reuters, Minggu (31/5/2020).

Juru bicara mengatakan Istana tidak bisa mengonfirmasi jumlah orang yang hadir dalam pesta itu.

Istana hanya mengatakan, Joachim melakukan perjalanan ke Spanyol dari Belgia pada 24 Mei lalu untuk magang dan masih berada di sana.

Surat Kabar Spanyol, El Pais melaporkan, Pangeran Begia itu menghadiri pesta bersama dengan 26 orang lain.

Ini melanggar aturan lockdown di Provinsi Cordoba, di mana jumlah maksimum yang diizinkan untuk bertemu hanya 15 orang.

Polisi Spanyol mengatakan mereka telah melakukan investigasi atas kejadian itu.

Menurut Polisi, mereka yang melanggar aturan pembatasan, termasuk pangeran Belgia itu, bisa dikenai denda antara 600 -10.000 Euro, atau setara dengan Rp 163 juta.

"Sebanyak 27 orang yang menghadiri pesta itu sekarang dikarantina," ujar Pemerintah Spanyol di Cordoba, Rafaela Valenzuela dalam konferensi pers pada Sabtu (30/5/2020) waktu setempat.

Valenzuela menegaskan, 'kumpul-kumpul' dalam pesta itu sebagai "tindakan tidak bertanggung jawab" karena bisa menyebabkan wabah virus corona kembai naik.

Kata dia, kejadian ini bisa memicu pemerintah akan kembali mengambil kebijakan lockdown ketat, setelah sempat memberikan kelonggaran.

"Saya merasa kaget dan marah. Insiden ini muncul ketika negara berkabung karena begitu banyak korban meninggal dunia, "katanya.(Reuters)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved