Afghanistan Bebaskan 2.000 Tahanan Taliban saat Idul Fitri
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengumumkan pembebasan 2.000 tahanan Taliban setelah kelompok itu mengusulkan gencatan senjata.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, mengumumkan pembebasan 2.000 tahanan Taliban setelah kelompok itu mengusulkan gencatan senjata.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah Taliban menyetujui gencatan senjata tiga hari dengan pemerintah Ghani demi merayakan Idul Fitri secara damai, dikutip dari BBC.
Presiden mengatakan pembebasan mereka adalah isyarat niat baik yang dirancang untuk memastikan keberhasilan proses perdamaian.
Ghani juga mengatakan pemerintahnya siap untuk mengadakan pembicaraan damai lebih lanjut.
"Presiden Ghani hari ini memprakarsai proses untuk membebaskan 2.000 tahanan Taliban sebagai tanggapan atas pengumuman gencatan senjata Taliban," tulis seorang juru bicara kepresidenan di Twitter.
Baca: Rayakan Idul Fitri di Rumah, Imam Besar Istiqlal Minta Umat Islam Tak Paksakan Diri ke Masjid
Baca: Rayakan Idulfitri, Kelompok Taliban dan Pasukan Afganistan Gencatan Senjata Selama 3 Hari

Masalah tawanan Taliban telah terbukti kontroversial selama musyawarah damai antara pemerintah Ghani dan kelompok Islam garis keras itu.
Bulan lalu pembicaraan tatap muka bersejarah gagal karena pertukaran tahanan, bagian dari kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani pada Februari tanpa keterlibatan pemerintah.
Argumen tentang pertukaran yang melibatkan ribuan pejuang Taliban dan 1.000 pasukan pro-pemerintah menunda dimulainya pembicaraan damai lebih lanjut.
Namun, pengumuman terbaru kali ini mungkin akan meningkatkan harapan di antara warga Afghanistan dan pengamat internasional.
Terutama tentang pengurangan kekerasan dalam jangka panjang serta adanya kemajuan pada diskusi yang akan datang.
Pada Sabtu (23/5/2020), Taliban mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari yang dimulai sejak Minggu (24/5/2020).
Presiden Ashraf Ghani menyambut baik pengumuman itu dan mengatakan tentaranya akan menghormati ketentuan gencatan senjata.
"Sebagai pemerintah yang bertanggung jawab, kami juga ingin mengambil langkah maju."
"Saya mengumumkan bahwa pembebasan para tahanan Taliban akan dipercepat dan langkah-langkah serius akan diambil," kata Ghani.
Sejauh ini kedua pihak masih saling menghormati keputusan tersebut.

"Jangan melakukan operasi ofensif terhadap musuh di manapun."
"Jika ada tindakan yang dilakukan terhadap Anda oleh musuh, bela diri Anda," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada Sabtu lalu.
Dia menambahkan gencatan senjata dilakukan semata-mata untuk Idul Fitri.
Rakyat Afghanistan dan pengamat internasional mengharapkan pengurangan kekerasan antara kedua pihak setelah penandatanganan perjanjian penarikan pasukan antara Taliban dan AS pada Februari silam.
Itu dirancang untuk membawa perdamaian ke Afghanistan.
Baca: Kasus Infeksi Afghanistan Melonjak Jelang Liburan Idul Fitri
Baca: Pintu-Pintu di Kerala Ditutup saat Idul Fitri demi Patuhi Lockdown India
Sehingga dapat mengakhiri perang 18 tahun sejak pasukan AS menggulingkan kelompok Islam dari kekuasaannya.
Di bawah kesepakatan itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan 5.000 tentara AS akan meninggalkan negara itu pada Mei.
Lalu dia menegaskan akan bertemu para pemimpin Taliban dalam waktu dekat.
Pasukan AS dan NATO akan mundur dari negara itu dalam waktu 14 bulan, selama Taliban mendukung pihak mereka dalam kesepakatan.
Namun, para pejabat AS juga sepakat untuk pertukaran tahanan sebagai langkah pertama dalam pembicaraan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Dimana secara teknis mereka masih berperang hingga saat ini.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)