Virus Corona
'Hari Terindah' di Italia, Saat Toko-toko dan Bar Akhirnya Buka kembali
Pelanggan kembali bisa menyeruput cappuccino di dalam bar, pada pagi hari, meskipun tetap menerapkan jaga jarak.
TRIBUNNEWS.COM, ROMA -- Toko, salon kecantikan dan restoran di Italia akhirnya kembali membuka pintu mereka mulai Senin (18/5/2020) kemarin waktu setempat.
Pelanggan kembali bisa menyeruput cappuccino di dalam bar, pada pagi hari, meskipun tetap menerapkan jaga jarak.
"Saya belum bekerja selama dua setengah bulan. Sangat indah sekali hari ini. Ini hari yang menyenangkan," kata Valentino Casanova, seorang pekerja di Caffe Canova, di pusat kota Roma.
Keputusan ini merupakan langkah terbesar bagi negara yang sempat menjadi terbanyak jumlah kasus terinfeksi virus corona.
Baca: Gugus Tugas Ungkap 30 Ribu Relawannya Belum Ada yang Terpapar Covid-19
Bahkan Italia sempat mencatatkan rekor lebih dari 900 orang meninggal dunia akibat virus corona dalam 24 jam. Hal itu terjadi pada 27 Maret lalu.
Hampir 32 ribu orang Italia telah meninggal karena Covid-19, sejak wabah tersebut muncul pada 21 Februari lalu. Jumlah ini tertinggi ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Inggris.
Italia adalah negara Eropa pertama yang memberlakukan lockdown pada awal Maret, lalu.
Hari Senin (18/5/2020) menjadi langkah besar menuju pemulihan, ketika aktivitas perjalanan diperbolehkan, sejumlah orang bertemu dan restoran dapat melayani pelanggan, degan syarat jarak antar-meja setidaknya 2 meter.
Ekonomi terbesar ketiga zona Euro perlahan-lahan hidup lagi setelah lebih dari dua bulan berhenti.
Kini bisnis kembali diperbolehkan mulai beroperasi secara bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat dan menjaga jarak antar orang setidaknya 1 meter.
Telepon berdering terus-menerus di Salon penata rambut, ketika rambut dan tubuh para klien berantakan selama beberapa bulan lockdown.
Baca: PSBB Jakarta Diperpanjang, Anies Sebut Kehidupan Kembali Seperti Semula jika Warga Disiplin di Rumah
"Saya sudah memiliki 150 janji. Semua sangat mendesak, semua dari mereka bersikeras bahwa mereka harus menjadi yang pertama dalam daftar," kata Stefania Ziggiotto, penata rambut di Alpine Courmayeur.
"Saya memiliki agenda penuh selama tiga minggu kedepan," ucapnya.
Namun, banyak pemilik bisnis khawatir, pembukaan kembali malah akan berdampak pada tumbuhnya kasus baru.
Baca: Kata Sosiolog Soal Keramaian Masyarakat di Pusat Perbelanjaan Sampai Abaikan PSBB dan Tak Jaga Jarak
Apalagi pemerintah berencana akan membuka perbatasan Italia dengan negara-negara Uni Eropa dan memungkinkan perjalanan gratis antara daerah mulai 3 Juni mendatang.
Monica Robaldo, pemilik restoran 1877 Pierre Alexis di Courmayeur, mengatakan ia tidak akan membuka kembali sebelum akhir Mei.
"Kami memiliki pelanggan setia... sebagian besar wisatawan, sehingga sementara perjalanan antara daerah dan dari luar negeri tidak diperbolehkan, tidak akan membuka kembali, "katanya.
Meskipun ada banyak jalan kota kembali dibuka pada hari Senin pagi, beberapa orang tampak ragu untuk melanjutkan kebiasaan lama mereka.
Angelo Lombardo, pemilik Cocco Caffe di utara kota Bologna, hanya memperbolehkan untuk melayani maksimum empat pelanggan pada satu waktu.
"Banyak orang hanya berjalan dan melihat dari luar, bertanya-tanya apakah mereka bisa masuk atau tidak," katanya.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan perjalanan dari dan ke Italia, serta antarawilayah lainnya, akan dibuka kembali mulai 3 Juni mendatang.
Baca: Dikenal Berkhasiat untuk Kesehatan, Nyatanya Air Rendaman Bawang Putih Juga Punya Efek Samping Ini
Conte menjelaskan, pemerintah berusaha untuk memulai kembali kegiatan ekonomi, sembari tetap berhati-hati di tengah pandemi.
Gimnasium, kolam renang, pusat olahraga, bioskop, teater dan lainnya akan secara bertahap dibuka kembali.
Keputusan ini merupakan langkah terbesar bagi negara yang sempat menjadi terbanyak jumlah kasus terinfeksi virus corona.
Baca: Sebut Kasus Century, Sekjen PPP Khawatir Skema Pelatihan Kartu Prakerja Kelak Jadi Skandal Hukum
Bahkan Italia sempat mencatatkan rekor lebih dari 900 orang meninggal dunia akibat virus corona dalam 24 jam. Hal itu terjadi pada 27 Maret lalu.
Namun kini, hanya 153 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir.
"Kami punya risiko kurva penularan dapat naik lagi," kata Conte dalam konferensi persnya di televisi.
"Kami harus menerimanya, jika tidak, tidak akan pernah bisa memulai lagi," tegasnya.
Conte kembali menghidupkan ekonomi setelah sempat lumpuh selama pemberlakuan lockdown pada awal Maret lalu, untuk melawan pandemi yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 31.500 orang di Italia--jumlah tertinggi ketiga di dunia di bawah Amerika Serikat dan Inggris.
Baca: Terhempas Corona, Etihad Airways Lakukan PHK Karyawan, Termasuk Awak Kabin
Sektor pariwisata menjadi andalan penyumbang pertumbuhan ekonomi di Italia.
Keputusan terbaru ini juga merupakan anugerah bagi sektor pertanian Italia, yang bergantung pada sekitar 350.000 pekerja musiman dari luar negeri.
Kelompok lobi pertanian Coldiretti mengatakan peternakan sudah bersiap-siap untuk mengorganisir 150.000 pekerja dari luar, termasuk Rumania, Polandia dan Bulgaria.
Puncak penularan Italia telah berlalu pada akhir Maret lalu, tetapi para ahli memperingatkan gelombang kedua tidak dapat dikesampingkan.
Di banyak wilayah Italia, sejumlah bisnis sudah diperbolehkan beroperasi kembali, sebelum pembatasan dicabut.
Gereja-gereja juga akan mulai lagi dibuka, meskipun tetap harus mengikuti aturan jaga jarak dan tempat air suci dikosongkan.
Masjid juga akan dibuka kembali.
"Gimnasium, Kolam Renang dan pusat olahraga akan dapat dibuka lagi pada 25 Mei," Conte mengatakan pada Sabtu (16/5/2020), sembari menambahkan. "asalkan mereka menerapkan protokol kesehatan."
'Teater dan bioskop akan diizinkan buka kembali pada 15 Juni," katanya.
Dia tegaskan, pertemuan kelompok besar masih dilarang untuk dilakukan. (Reuters/AFP/BBC/Channel News Asia)