Virus Corona
Bill Gates Mengecam Tindakan Donald Trump Hentikan Pendanaan AS untuk WHO: Keputusan Berbahaya
Pendiri Microsoft Corp, Bill Gates turut buka suara atas keputusan Donald Trump untuk menghentikan aliran dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
TRIBUNNEWS.COM - Pendiri Microsoft Corp, Bill Gates turut buka suara atas keputusan Donald Trump menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bill Gates mengecam langkah yang diambil Trump untuk menghentikan pendanaan melalui akun Twitternya, Rabu (15/4/2020).
"Menghentikan pendanaan untuk WHO di tengah krisis kesehatan dunia merupakan keputusan yang berbahaya," ujar Bill Gates.
Lebih lanjut, ia menyebut pekerjaan WHO saat ini adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Lantas jika pekerjaan WHO untuk memutus rantai Covid-19 menemui kesulitan, maka tidak ada organisasi lain yang bisa menggantikannya.
"Tugas mereka adalah memperlambat atau mencegah penyebaran Covid-19."
"Jika pekerjaan mereka dihentikan maka tidak ada organisasi lain yang bisa menggantikannya," jelas Bill Gates.
Terakhir, Bill Gates mengatakan jika saat ini dunia benar-benar membutuhkan WHO.
"Dunia membutuhkan WHO sekarang lebih dari sebelumnya," terangnya.
Diketahui, kecaman Bill Gates merupakan buntut dari keputusan yang diambil Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (14/4/2020) kemarin.

Baca: Temuan Baru Peneliti: Virus Corona Menyebar ke Penjuru Dunia Melalui 3 Varian Berbeda
Trump memutuskan menghentikan pendanaan untuk World Health Organization (WHO).
Menanggapi hal tersebut, saat ini peninjauan sementara tengah dilakukan oleh pihak berwenang AS.
Menurut Trump, peninjauan tersebut mencakup peran WHO dalam imbauan yang keliru dan menutupi penyebaran virus corona.
"Hari ini saya menginstruksikan pemerintahan saya untuk menghentikan pendanaan WHO."
"Sementara tinjauan dilakukan untuk menilai peran WHO yang salah dalam mengelola penyebaran Covid-19," kata Trump di Gedung Putih yang dikutip dari Daily Mail.
Buntut lonjakan kematian di AS
Sebelumnya, buntut perlakuan Donald Trump menghentikan aliran dana WHO adalah responnya atas melonjaknya kasus kematian di AS.
Ia menyalahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena bertindak lamban menangani virus corona.
Bahkan, terparahnya Trump mengancam akan menahan dana AS untuk Organisasi Kesehatan Dunia.
Trump mengatakan badan PBB itu "tidak mengindahkan sinyal" dan menyiratkan mereka mengetahui bahaya virus corona sebelum mengambil tindakan apa pun.

Baca: Peneliti Shanghai dan New York: Virus Covid-19 Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV
"Mereka bisa menyebutnya (bahaya virus -red) beberapa bulan sebelumnya," katanya di briefing Gedung Putih harian, mengutip dari SCMP.
"Mereka akan tahu, dan mereka seharusnya tahu, dan mereka mungkin tahu, jadi kita akan melihat itu (bahaya virus -red) dengan sangat hati-hati," ungkap Trump.
Sementara itu terkait apakah efektif memotong dana untuk WHO selama pandemi, Trump membantah bahwa keputusan telah dibuat.
Trump telah mengecam WHO di Twitter pada hari sebelumnya dan mengeluarkan ancaman terselubung terhadap lembaga beranggotakan 194 orang itu, yang bagi Amerika Serikat adalah penyumbang terbesar.
"WHO benar-benar gagal," kata Trump dalam postingannya di Twitter.
"Untuk beberapa alasan, sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat Cina sentris."
"Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami tetap terbuka bagi China sejak awal."
"Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?" lanjut Trump melalui akun Twitternya.
Trump mempertanyakan mengapa WHO telah memberikan "rekomendasi yang salah" terkait wabah virus Corona.
Diketahui pada akhir Januari lalu, WHO menyarankan agar negara-negara tetap membiarkan perbatasan masing-masing terbuka meski ada wabah Corona.
WHO mengingatkan bahwa penutupan perbatasan negara tidaklah efektif dalam menghentikan penyebaran wabah virus corona dari China.

Bahkan mungkin justru akan mempercepat penyebarannya.
Padahal saat itu, pemerintahan Trump telah mengumumkan pembatasan perjalanan dari China.
Trump juga sempat menuai banyak kritikan karena sempat meremehkan virus Corona, yang dianggapnya seperti flu biasa.
Namun belakangan Trump mengakui keganasan virus tersebut dan menyerukan semua warga AS untuk bersiap-siap menghadapi hari-hari yang sulit karena wabah ini.
Benar saja, hingga Rabu (15/4/2020), Amerika Serikat menduduki puncak atas kasus corona tertinggi dan jumlah kematiannya.
Mengutip dari worldometers, kasus kematian di AS mencapai 26.064 jiwa.
Sedangkan kasus corona yang terkonfirmasi meningkat sebanyak 614.246 jiwa.
(Tribunnews.com/Maliana/Andari Wulan)