Aksi Petugas Pemadam Kebakaran di Ekuador Mainkan Terompet Hibur Warga Saat Covid-19

TRIBUNNEWS.COM, QUITO -- Ekuador telah memberlakukan lockdown sejak 16 Maret lalu untuk mencegah penyebaran virus corona di Amerika Latin.

Sejak itu pula semua perkantoran dan tempat hiburan ditutup. Warga pun diminta untuk tetap di rumah.

Selama itu pula pasti masyarakat dipenuhi aneka perasaan di tengah pandemi mematikan ini. Diantaranya sedih, khawatir, dan jenuh.

Seorang personil pemadam kebakaran Kota Quito datang memberikan pertunjukkan dan menghibur serta menyemangati penduduk ibukota.

Baca: Pramugari Ungkap Alasan Jangan Gunakan Tisu Antibakteri untuk Bersihkan Meja Lipat Pesawat

Luis Quimbita, demikian nama pemadam kebakaran itu.

Luis Quimbita memainkan terompet untuk menghibur warga di Kota Quito yang harus berdiam diri di dalam rumah.

"Saya ingin membawa kebahagiaan pada saat-saat sedih, kita hidup dalam karantina," kata Luis Quimbita, yang enam tahun telah bergabung di unit pemadam kebakaran.

Baca: Pria 60 Tahun Tergeletak Tak Bernyawa di Pinggir Jalan, Petugas Evakuasi Gunakan APD

Provinsi Pichincha, di mana Kota Quito terletak, telah melaporkan 634 kasus virus corona.

Pihak berwenang berharap lockdown akan membantu wilayah ini menghindari nasib buruk seperti yang terjadi di Provinsi Guayas Selatan, yang merupakan penyumbang terbesar kasus corona di Ekuador.

Sebelum memainkan repertoar lagu tradisional dari negara Andean, dengan alat musik terompet, Quimbita memanjat 20 meter (66 kaki) ke atas derek, sembari membawa bendera Ekuador.

Dia mengatakan, awalnya ia takut pada ketinggian.

Tetapi dia merasa, pendakian sepadan, ketika mendengar tepuk tangan, sorak sorai dan teriakan penduduk menyatakan rasa terima kasih.

"Musik adalah tentang membawa kebahagiaan," kata Quimbita, yang mulai bermain terompet pada usia 15 tahun.

Brigade Pemadam kebakaran telah mempromosikan usaha Quimbita, melalui posting video saat dia bermain terompet di akun Twitternya, dan menulis, "semua kesulitan dapat diatasi dengan melodi."(Reuters)