Virus Corona
Malaysia Perpanjang Lockdown hingga 28 April, Muhyiddin Minta Warga Tetap Semangat
Malaysia memperpanjang masa kuncian atau lockdown hingga 28 April mendatang.
TRIBUNNEWS.COM - Malaysia memperpanjang masa kuncian atau lockdown hingga 28 April mendatang.
Ini adalah keputusan perpanjangan kuncian nasional kedua sejak Malaysia mulai memberlakukan kebijakan ini.
"Biarkan saya mengingatkan kalian bahwa perang dengan Covid-19 belum berakhir. Peperangan ini masih berjalan," kata Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin mengutip dari SCMP.
"Bangkitkan semangat kalian dan kembali berperang. Jika kita bertahan, InshaAllah kita akan menang," sambungnya.
Baca: 97 TKI dari Malaysia Dipulangkan ke Aceh
Baca: Malaysia Kembali Perpanjang Lockdown Hingga 28 April, Tiadakan Salat Tarawih di Masjid
Muhyiddin mengimbau agar masyarakat bisa bertahan lebih lama lagi di bawah kuncian ini.
Terlebih menghadapi Ramadan yang akan tiba beberapa pekan lagi.
"Bulan Ramadhan akan segera tiba. Kita tidak bisa pergi ke pasar untuk membeli makanan untuk berbuka puasa, kita tidak bisa pergi ke masjid, mungkin kita bahkan tidak bisa kembali ke kampung halaman. Ini adalah kenyataan yang kita hadapi," jelas Muhyiddin.
Selama lockdown, warga Malaysia hanya diperbolehkan keluar untuk membeli makanan, keadaan darurat, dan pergi ke layanan kesehatan.
Makan di luar atau saling mengunjungi rumah maupun tempat yang tidak penting tidak diizinkan.
Fase pertama kontrol gerakan ini sebelumnya dimulai pada 18 Maret dan berakhir pada 31 Maret.

Tetapi kemudian Muhyiddin memperpanjangnya hingga 14 April.
Ini terjadi saat Malaysia mulai mendeteksi banyak infeksi dan jumlahnya mencapai 4.000.
Sementara itu pada Minggu (12/4/2020) Worldometers mencatat 4.683 kasus infeksi corona di Negeri Jiran ini.
Sebanyak 76 orang meninggal dunia dan 2.108 sembuh.
Mungkin saja lockdown akan berlangsung atau diperpanjang lagi hingga pertengahan Mei mendatang.
Terutama untuk membatasi pertemuan selama Ramadhan nanti.
Mendengar keputusan baru pemerintah, masyarakat panik namun tidak lama kemudian bisa mengendalikan diri.
Sementara itu di area Causeway, Singapura juga tengah melakukan pembatasan.
Mirip dengan Malaysia, yakni mengharuskan orang untuk tetap di rumah dan menutup sekolah serta bisnis yang tidak penting.
Ratusan Pekerja Medis Malaysia Positif Covid-19
Sebanyak 224 pekerja medis di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia positif Covid-19.
Namun Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa para staf medis itu tidak merawat langsung pasien corona.
"Investigasi kami sejauh ini menunjukkan bahwa tidak ada infeksi yang disebabkan oleh penanganan kasus positif di bangsal Covid-19 atau Unit Perawatan Intensif yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19 di fasilitas kementerian," kata Noor Hisham dikutip dari New Straits Times.

Noor Hisham mengatakan dari 224, 150 kasus atau 67 persen di antaranya terinfeksi melalui penyebaran komunitas.
Dia menambahkan, bahwa 41 kasus atau 18 persen memiliki hubungan dengan pasien yang mana 29 di antaranya memiliki keluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Noor Hisham menegaskan bahwa Kemenkes memprioritaskan staf medis garda terdepan yang menghadapi pandemi Covid-19.
Hingga saat ini, otoritas kesehatan telah mengambil langkah untuk memastikan kebutuhan paramedis ini.
Selain itu juga memastikan semua kasus pernapasan akut dan pneumonia didiagnosa Covid-19 hingga tes membuktikan sebaliknya.
Kemudian memperkuat triase dan memberikan masker pelindung.
"Kami juga akan memastikan bahwa staf medis yang merawat pasien positif Covid-19 mengenakan APD dan mereka yang merawat pasien non Covid-19 menggunakan masker wajah."
"Semua tenaga medis juga harus melakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan dan setidaknya menjaga jarak sosial 1 meter," kata Noor Hisham.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)