Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Dalam 6 Minggu 10.000 Orang Meninggal di AS Akibat Corona, Rumah Sakit Mulai Kewalahan

Hanya dalam enam minggu, angka kematian AS dari coronavirus naik dari nol menjadi lebih dari 10.000.

Editor: Hasanudin Aco
ERIN BOLLING / US ARMY / AFP
Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19. 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK -  Jumlah korban meninggal akibat virus corona atau covid-19 di Amerika Serikat (AS) terus bertambah.

Dalam enam minggu, angka kematian AS naik dari nol menjadi lebih dari 10.000 orang korban corona.

Prediksi AS akan memasuki pekan tersulit dalam menghadapi pandemi corona seolah menjadi kenyataan dalam dua hari terakhir.

AS dilaporkan kewalahan menghadapi banyaknya kasus covid-19, termasuk pasien yang akhirnya meninggal dunia.

Setelah sekitar 1.300 pasien pasien corona meninggal dunia pada Minggu (5/4), Senin (6/4) angka kematian masih di atas 1.000 orang.

Tepatnya 1.134 orang meninggal dunia dengan 26,485 kasus baru. Total kematian menjadi 10,750 orang.

Baca: Aktris Honor Blackman, Pemeran Cathy Gale di The Avengers Meninggal Dunia di Usia 94

CNN Melaporkan bahwa angka-angka tersebut sesuai dengan fakta di lapangan tentang bagaimana negera adidaya itu kewalahan menghadapi wabah corona.

Tiga sampai enam hari terakhir, Rumah sakit di Michigan kehabisan persediaan untuk menangani pasien corona.

Diantaranya kekurangan masker dan ventilator.

Kamar mayat di New Orleans sudah kehabisan ruang. Walikota LaToya Cantrell mengatakan dia butuh bantuan untuk mendapatkan lebih banyak pendingin.

Pusat konvensi New Orleans, yang dulu digunakan untuk melindungi para pengungsi Badai Katrina 15 tahun yang lalu, kini telah diubah menjadi rumah sakit darurat.

Di seluruh Louisiana, lebih dari 14.000 orang telah terinfeksi virus corona dan setidaknya 512 telah meninggal.

Gubernur John Bel Edwards mengatakan negaranya dapat kehabisan ventilator pada akhir minggu jika kasus terus melonjak.

Tetapi negara bagian yang paling terpukul karena corona, New York, melaporkan jumlah kematian tidak meningkat setajam sebelumnya.

Total korban tewas di sana mencapai 4.758 pada hari Senin, naik dari 4.159 pada hari Minggu.

"Meskipun tidak ada yang merupakan kabar baik, perataan - kemungkinan perataan kurva - lebih baik daripada peningkatan yang telah kita lihat," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo.

Dia mengatakan tingkat infeksi turun, dan itu karena "jarak sosial bekerja."

Namun Cuomo mengatakan bahwa warga New York tidak boleh "terlalu percaya diri" dan lebih mudah menjaga jarak.

Dia mengatakan tempat lain telah melonggarkan aturan jarak sosial terlalu cepat, hanya untuk menghadapi konsekuensi. "Kita tidak akan membuat kesalahan itu," katanya.

Gubernur Connecticut Ned Lamont mengatakan tingkat kenaikan kasus baru negara bagian "tidak naik cukup cepat." "Jarak sosial kita mungkin memiliki dampak positif," katanya.

"Kematian pasien corona pun dilaporkan mencapai puncaknya di New York, New Jersey dan Detroit," kata asisten sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS.

Kota-kota AS lainnya akan mengalami puncaknya sendiri dalam beberapa minggu mendatang.

Dr. Brett Giroir mengatakan pada acara "Today" NBC puncak pandemi mencerminkan bahwa virus sudah hinggap dua atau tiga minggu lalu.

"Kami mungkin melihat yang terburuk pada kami saat ini dalam hal hasil," kata Giroir.

Secara nasional, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 356.000 orang dan membunuh lebih dari 10.500.

Itu menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Selain karena kepastian meninggal dunia karena virus corona, kematian lainnya diduga justru karena salah klasifikasikan kematian. Dikira akibat pneumonia karena tidak adanya hasil tes positif.

"Kami benar-benar hanya melihat ujung gunung es, dan banyak yang berhubungan dengan tes yang kami miliki," kata Dr. Panagis Galiatsatos, seorang dokter perawatan kritis di Johns Hopkins Medicine di Baltimore.

Namun ada juga tanda-tanda kemajuan. Semakin banyak orang Amerika menemukan cara kreatif untuk membantu.

Rekor Kematian dalam 24 Jam

Sehari sebelumnya, AS mencetak rekor dunia dalam jumlah kematian karena covid-19 dalam 24 jam. Yakni tembus angka 1.300 kematian akibat virus korona.

Tonggak sejarah yang suram membawa korban jiwa negara itu menjadi 8.503, dengan lebih dari 312.000 kasus.

Data tersebut dilansir dari sebuah laporan CNN, yang mengutip data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Sementara itu data terbaru dari situs Worldometers.info jumlah kematian akibat virus corona di AS sebanyak 1.076 orang. Total jumlah kematian 9.528 dan total kasus 333.017.

Ahli Bedah AS Jerome Adams pada hari Minggu memperingatkan bahwa minggu mendatang akan menjadi yang "paling sulit dan paling menyedihkan" karena pandemi corona.

“Sangat tragis bahwa kita berbicara pada awal Pekan Suci karena ini akan menjadi minggu paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika,” kata Adams pada “Fox News Sunday.”

AS mengikuti jejak di belakang Italia dan Spanyol, dalam jumlah korban meninggal dunia karena corona.

Italia telah melaporkan lebih dari 15.000 kematian akibat virus, sementara Spanyol telah melihat setidaknya 12.000.

Di seluruh dunia, setidaknya ada 67.000 kematian terkait virus corona di antara lebih dari 1,2 juta kasus yang dikonfirmasi. Demikian data Johns Hopkins.

Kurang Masker

Presiden AS Donald Trump telah merekomendasikan penggunaan masker pada warganya.

Jerome Adams mengatakan rekomendasi itu muncul karena banyak orang yang terjangkit virus tersebut tak memiliki gejala sebelumnya.

Ia benar-benar menegaskan pentingnya untuk selalu menjaga jarak atau social distancing dari orang lain.

Namun, rekomendasi tersebut diperkirakan tak terlalu berdampak sebab AS bahkan Eropa, mereka sudah kekurangan stok masker yang amat bergantung impor dari China.

Trump pun mengimbau warganya untuk menggunakan hal lain seperti syal untuk menutupi wajah ketika keluar rumah.

Dengan tingginya kasus tersebut membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai pusing.

Dia tak lagi berani 'meremehkan' China dan menyebut kasus ini sebagai Chinese Virus.

Bahkan kemarin, Donald Trump menelepon Presiden China untuk meminta bantuan.

"Baru saja menyelesaikan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Dibahas dengan sangat terperinci Coronavirus yang merusak sebagian besar Planet kita," ujar Donald Trump.

"China telah melalui banyak & telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Virus. Kami bekerja sama dengan erat"! ujar Donald Trump.

Cuitan Donald Trump itu menuai komentar beragam dari sejumlah netizen.

Banyak di antaranya yang meledek Trump karena sebelumnya banyak menyerang China terkait Virus Corona.

Ada juga netizen yang tetap menyalahkan China karena dinilai telah menyebarkan Virus Corona sebagai kegagalan uji coba senjata biologi.

Sementara itu, jumlah pasien Corona yang meninggal dunia sampai sabtu ini sebanyak 27.333 orang dari 595.953 orang terinfeksi Corona.

Rekor di New York

Sehari sebelumnya, salah satu negara bagian di AS, New York telah mencatat 630 lebih banyak kematian akibat virus korona.

Itu merupakan rekor tertinggi harian atau dalam 24 jam sehingga total korban meninggal dunia karena corona di wilayah itu menjadi 3.565 orang.

Jumlah kasus Corona di New York City pun, terakhir 113.000 kasus hampir menyamani kasus sebuah negara seperti Italia.

Gubernur New Yok, Andrew Cuomo, mengatakan infeksi Coid-19 dapat memuncak antara empat dan 14 hari.

"Sebagian orang menyebut kita berada di puncak dan mari kita lakukan pencegahan. Tetapi ada sebagian orang mengatakan kita tidak berada di puncak tapi karena kita belum siap," katanya.

Cuomo mengatakan bahwa pihaknya mencari lebih banyak ventilator yang diperlukan untuk para korban corona.

Dia berterima kasih kepada China karena mengirim 1.000 ventilator, yang dijadwalkan tiba pada hari Sabtu. Sedang dari negara Negara bagian Oregon akan mengirimkan 140 lagi.

Sementara itu dalam pengarahan hariannya, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah meyakinkan Cuomo bahwa New York akan mendapatkan sumber daya yang dibutuhkannya.

Trump menegaskan bahwa bantuan federal sekarang akan difokuskan pada daerah-daerah yang paling terpukul (seperti New York),"Sayangnya, akan ada banyak kematian,"

Negara bagian New York telah menghitung 113.074 kasus Corona, yang dikonfirmasi, 63.036 di antaranya di New York City.

Mr Cuomo mengatakan jumlah kasus dan kematian sekarang meningkat pada tingkat yang lebih lambat di New York City.

Tetapi ada peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus-kasus di Long Island di dekatnya.

Butuh Relawan

Sekitar 85.000 orang, sekitar seperempat dari mereka dari negara bagian lain, telah mendaftar untuk membantu mengatasi wabah di New York, yang terburuk di AS. Mereka siap menjadi relawan.

Walikota New York City Bill de Blasio telah mengirim pesan ke delapan juta penduduknya yang memenuhi syarat untuk menjadi sukarelawan.

"Siapa pun yang belum terlibat dalam pertarungan ini, kami membutuhkan Anda," kata Bill de Blasio, memohon bantuan.

De Blasio memperkirakan bahwa kota ini membutuhkan 45.000 lebih staf medis untuk membantu mengatasi pandemi pada bulan April dan Mei.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS, Jumlah Kematian karena Corona di AS Tembus 10.000 Orang, Rumah Sakit Kewalahan

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved