Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Pertambahan Orang Terinfeksi Covid-19 di Tokyo Melebihi 100 Orang, Kalangan Muda Makin Tertutup

Untuk pertama kalinya, Sabtu (4/4/2020) kemarin jumlah pertambahan kasus terinfeksi virus Corona di Tokyo melebihi angka 100 orang menjadi 181 orang.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Grafik pertambahan terinfeksi Corona di Tokyo, Sabtu (4/4/2020) pertumbuhan tertinggi untuk pertama kalinya lebih dari 100 orang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Untuk pertama kalinya, Sabtu (4/4/2020) kemarin jumlah pertambahan kasus terinfeksi virus Corona di Tokyo melebihi angka 100 orang menjadi 181 orang.

Sebanyak 81 orang belum diketahui rute dari mana dia terinfeksi dan umumnya adalah kalangan muda Tokyo.

"Kita sedang menyelidiki 81 orang yang terinfeksi positif Corona, ke mana saja rute penularannya, dengan siapa saja mereka kontak. Ini harus dicari. Kalau tidak penyebaran akan semakin luas dan kebanyakan dari mereka adalah anak muda Tokyo," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (5/4/2020).

Kesulitan memperoleh rute penularan karena kebanyakan yang terinfeksi dari tempat klub malam, bar, berhubungan dengan PSK dan terkait dunia malam lainnya, sehingga terkait privasi umumnya tidak ada yang mau bicara.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam jumpa pers, Jumat (3/4/2020) siang.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam jumpa pers, Jumat (3/4/2020) siang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Jumlah orang yang tidak dapat dilacak telah meningkat lebih dari sebelumnya," tambah sumber itu.

Dengan demikian diperkirakan akan ada ledakan pertambahan terinfeksi corona lebih besar lagi di masa depan.

Dari 891 orang yang terinfeksi hingga saat ini, 436 dari mereka belum terlacak sumber infeksi, terhitung hampir setengahnya.

Baca: Kisah Kajari Bantul Sembuh dari Covid-19 Setelah Dirawat 20 Hari: Saya Tak Tau di Mana Saya Terpapar

"Sebenarnya bukan belum terlacak. Kita punya kontak nomor telepon mereka, tetapi umumnya semua tidak mau menjawab telepon bahkan tidak mau mengangkat teleponnya sehingga kita kesulitan komunikasi lebih lanjut," jelasnya.

Hampir 70 persen dari 118 orang yang terinfeksi yang diidentifikasi pada tanggal 4 April memiliki rute penularan yang tidak diketahui.

Orang yang bertanggung jawab menjelaskan, "Sulit untuk mendengar detail dari pasien. Kadang-kadang sulit untuk berbicara dengan mereka."

Daftar supermarket di Jepang yang libur dan atau mempersingkat jam operasionalnya di akhir minggu.
Daftar supermarket di Jepang yang libur dan atau mempersingkat jam operasionalnya di akhir minggu. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Terutama sulit bagi kaum muda yang kurang mengembangkan gejala untuk menentukan rute penularan.

Infeksi ini berkembang di kalangan generasi muda, dan sejak bulan ini, sekitar 40 persen dari mereka yang terinfeksi di usia 30-an atau lebih muda telah berjumlah dua kali lipat dari sekitar 20 persen pada dua minggu lalu.

Dikatakan bahwa kasus-kasus infeksi menyebar di pusat kota pada malam hari sangat menonjol, dan ada kasus-kasus di mana penyelidikan lanjutan ditolak.

Baca: Menkumham Yasonna Laoly Singgung Pegiat Antikorupsi yang Sebut Upaya Pembebasan Koruptor

Beberapa pusat kesehatan masyarakat mengatakan, "Kaum muda tidak menjawab telepon untuk wawancara."

Sumber Tribunnews.com juga menekankan para pencari rute infeksi tersebut dengan giat, usaha keras mereka berusaha mencari rute penularan.

"Tidak sedikit mereka kebingungan tetapi tetap berusaha mencari rute penularan karena hal itu teramat penting," ujarnya.

Karaoke dan hiburan malam di Kabukicho Shinjuku Tokyo Jepang.
Karaoke dan hiburan malam di Kabukicho Shinjuku Tokyo Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Sambil memperkuat survei tindak lanjut, Pemerintah Metropolitan telah mendesak warga Tokyo untuk menahan diri dari ke luar rumah terutama pada malam hari.

Sementara itu Pemda Tokyo berusaha segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan tempat tidur.

Baca: Cerita Perawat Pasien Covid-19: Kekurangan APD hingga Buat Grup WhatsApp, Pasien Bisa Curhat

Dalam praktik medis, ada rasa krisis yang berkembang bahwa jika orang yang sakit ringan tidak dipindahkan ke lokasi lain lebih awal, itu dapat mengganggu perawatan orang yang sakit parah.

"Jika pemindahan orang sakit ringan dimulai, beban institusi medis akan sangat berkurang," ujarnya.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: [email protected]

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved