Virus Corona
Lebih 1,3 Miliar Penduduk India Jalani Lockdown Selama 21 Hari
India memilih untuk melakukan penutupan menyeluruh atau lockdown bagi lebih 1,3 miliar penduduknya
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, INDIA -- India memilih untuk melakukan penutupan menyeluruh atau lockdown bagi lebih 1,3 miliar penduduknya selama 21 hari ke depan.
Keputusan diambil Perdana Menteri India Narendra Modi, karena negara terpadat kedua di dunia itu sedang mengalami masa krusial kasus virus corona.
Menurut Modi, langkah satu-satunya untuk menekan penyebaran adalah membatasi pergerakan penduduk dengan memaksa mereka tinggal di rumah.
"Jika kita tidak mengelola 21 hari ini, negara akan mundur 21 tahun," kata Modi seperti dikutip dari Washingtonpost, Rabu (25/3/2020).
Dalam pidatonya Selasa malam, Modi mengimbau agar warga tidak panik, tidak perlu menyerbu toko kebutuhan makanan.
Baca: Thailand Punya Robot Ninja yang Bisa Pantau Pasien Corona
Baca: Pemprov DKI Susun Skenario Jika Pasien Positif Corona Terus Melonjak
Baca: Kebijakan Ekonomi Jokowi terkait Corona: Potongan Cicilan Rumah Subsidi hingga Kelonggaran Kredit
Ia menjamin pemerintah telah menyiapkan akses makanan dan obat-obatan.
Semua penerbangan dan perjalanan kereta api dihentikan. Sekolah dan universitas ditutup, serta pertemuan apapun dilarang.
Namun khusus fasilitasi kesehatan tetap terbuka lebar.
"Kita harus membayar harga ekonomi yang besar untuk ini, tetapi nyawa lebih penting," ujarnya lagi.
Dilaporkan Press Trust India, penduduk di New Delhi dan Mumbai panik dan membuat mereka menyerbu toko-toko kebutuhan dasar dan obat-obatan karena khawatir kekurangan.
"Saya tidak pernah menyaksikan kekacauan semua orang datang untuk membeli. Semua stok kami, termasuk beras, tepung, roti, biskuit, minyak nabati, telah terjual habis," ujar salah satu pemilik toko di distrik Shakarpur, Delhi.
Tercatat di India ada 536 kasus positif Covid-19 dengan kasus kematian 10 orang.
Sementara ditingkat dunia sampai hari ini ada 422.614 kasus positif, di mana 108.879 diantaranya sembuh, sementara 18.892 harus kehilangan nyawa.