Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

Meski Berisiko, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Tetap Berlakukan Lockdown

Malaysia akan dikunci (lockdown) secara nasional sejak hari ini, 18 hingga 31 Maret mendatang

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
FAMER ROHENI / MALAYSIA'S DEPARTMENT OF INFORMATION / AFP
Muhyiddin Yassin, Perdana Menteri Malaysia ke-8 dilantik dan diambil sumpah jabatannya, Minggu (1/3/2020). PM Malaysia ini mengumumkan lockdown negaranya selama 2 minggu. 

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Malaysia akan dikunci (lockdown) secara nasional sejak hari ini, 18 hingga 31 Maret mendatang untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di negara itu.

Seperti yang disampaikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin pada Senin kemarin waktu setempat.

Dikutip dari laman Today Online, Selasa (17/3/2020), ia mengatakan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan gerakan di bawah Undang-undang (UU) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 dan UU Kepolisian 1967.

Baca: Ini Perbedaan Kondisi Udara China dan Italia setelah Lockdown, Lebih Bebas Polusi

Baca: AHY Ketum Demokrat, Kader Muda Bersukacita

"Prioritas pemerintah saat ini adalah untuk menghindari penyebaran infeksi baru, yang akan berdampak kepada lebih banyak orang," kata Muhyiddin, dalam siaran langsung yang disiarkan oleh beberapa stasiun TV nasional Malaysia.

Pemberlakuan ini diterapkan terhitung mulai Kamis besok, hingga akhir Maret 2020.

"Karena itu, tindakan drastis ini perlu diambil, pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan gerakan mulai 18 Maret hingga 31 Maret," jelas Muhyiddin.

Ia kemudian menjelaskan, pemberlakuan ini berarti mewajibkan ditutupnya semua lokasi usaha, kecuali outlet seperti supermarket maupun toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Semua kantor pemerintahan dan swasta juga akan ditutup selama lockdown ini.

Kecuali untuk layanan penting seperti utilitas, telekomunikasi, transportasi, perbankan, kesehatan, apotek, pelabuhan, bandara, serta layanan kebersihan dan persediaan makanan.

Semua warga Malaysia, kata dia, dilarang bepergian ke luar negeri, dan tidak ada satupun turis atau orang asing yang diizinkan masuk ke negara itu.

"Warga Malaysia yang telah kembali dari luar negeri harus melakukan karantina sendiri (self isolate) selama 14 hari," papar Muhyiddin.

Muhyiddin kemudian menyebutkan sejumlah lokasi pendidikan seperti pusat pengasuhan anak, sekolah negeri dan swasta, sekolah asrama, sekolah internasional, pusat tahfiz, lembaga sekolah menengah, hingga universitas juga akan ditutup sementara.

"Semua lembaga pendidikan tinggi swasta dan publik, serta pusat pelatihan kejuruan akan ditutup secara nasional," tegas Muhyiddin.

Ia mengakui bahwa pemerintah Malaysia menyadari dampak buruk dari penerapan sistem lockdown ini.

Namun ia menekankan, langkah ini harus diambil untuk menekan penyebaran corona yang bisa mengakibatkan kematian pada warganya itu.

"Kami telah melihat betapa drastis lonjakan kasus ini di banyak negara dan kami tidak ingin hal yang sama terjadi di sini. Dengan demikian, mengendalikan gerakan warga adalah satu-satunya cara untuk menghindari penyebaran infeksi virus ini," tutur Muhyiddin.

Terkait penerapan sistem ini, ia pun meminta seluruh warganya untuk tetap tenang dan tidak panik.

Karena ia meyakini lockdown bisa menjadi salah satu cara terbaik dalam menekan angka penyebaran virus yang diduga muncul kali pertama di Wuhan, provinsi Hubei, China ini.

"Kami imbau agar warga jangan khawatir dan tidak panik, selalu dalam kondisi tenang, karena saya percaya langkah ini dapat menekan penyebaran infeksi. Saya minta semua orang ikuti instruksi dari saya ini," pungkas Muhyiddin.

Pemerintah Malaysia memastikan bahwa akan ada stok persediaan makanan, kebutuhan sehari-hari serta produk kesehatan yang cukup selama masa lockdown.

Termasuk alat pelindung kesehatan seperti masker wajah.

Pengganti mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad ini juga akan terus memimpin pertemuan khusus Dewan Keamanan Nasional setiap harinya untuk memantau dan mengawasi perkembangan situasi terkait wabah corona.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Malaysia pada Senin kemarin mengkonfirmasi temuan 125 kasus positif corona baru, 95 diantaranya berkaitan dengan satu kelompok.

Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Seri Adham Baba mengatakan 95 kasus itu dikonfirmasi terkait dengan pertemuan keagamaan di Masjid Jamek Sri Petaling Kuala Lumpur yang berlangsung sejak 27 Februari hingga 1 Maret 2020.

Angka ini menambah jumlah total kasus positif corona di Malaysia menjadi 553, dengan 42 diantaranya telah dinyatakan pulih dari virus dan selesai dikarantina.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved