Virus Corona
Anggota Dewan Ulama Iran Meninggal Akibat Virus Corona
Kini total 853 orang meninggal dan hampir 15.000 kasus infeksi terhitung sejak 19 Februari lalu, ketika pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN -- Seorang anggota Dewan Ulama Iran meninggal akibat virus corona (Covid-19) pada Senin (16/3/2020) waktu setempat.
Meninggalnya ulama ini termasuk dalam 129 kematian terbaru di Iran.
Kini total 853 orang meninggal dan hampir 15.000 kasus infeksi terhitung sejak 19 Februari lalu, ketika pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19 di Iran.
"Permohonan kami, setiap orang untuk tidak mencoba melakukan perjalanan ke Provinsi manapun," ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (17/3/2020).
Baca: Langkah Strategis Kementerian ATR/BPN Mitigasi Covid-19
Tercatat Covid-19 telah menewaskan sedikitnya 12 politisi dan pejabat Iran, baik yang masih aktif dan tidak lagi menjabat.
Selain itu 13 politisi dan pejabat telah dikarantina atau sedang dirawat.
Kementerian Kesehatan juga melaporkan 1.053 dikonfirmasi kasus baru infeksi dalam 24 jam terakhir. Angka ini meningkat dan membuat total 14.991 kasus.
Baca: Hari Ini, Dirut RSPI Sebut Pasien Kasus 23 Sudah Dipulangkan
Belum Lockdown
Iran belum memberlakukan lockdown di tengah banyak korban jatuh di negera itu.
Iran telah menunda putaran kedua pemilu legislatif.
Yudikatif juga mengeluarkan kebijakan 83.000 narapidana cuti sementara dari penjara. Hal ini sebagai keprihatinan dari penyebaran virus dalam sistem tahanan.
Menurut Kementerian kesehatan, tren naik kasus infeksi dan meninggal dunia, karena meningkatnya jumlah tes yang dilakukan.
Kementerian Kesehatan melaporkan, banyak pasien mulai menunjukkan gejala setelah mereka terinfeksi.
Pada Senin (16/3/2020), Presiden Hassan Rouhani mengulangi kebijakannya bagi masyarakat untuk menahan diri untuk bepergian.
Berbicara dalam konferensi video di televisi, ia berharap wabah ini akan segera bisa diatasi.
"Insya Allah, akhir tahun ini akan bisa turun... Ini sebagai hari kemenangan atas virus berbahaya ini," katanya.(Channel News Asia/AFP)