Virus Corona
Sejumlah Politisi Iran Meninggal Akibat Corona, Ada 43 Lonjakan Kematian dalam 24 Jam
Banyak anggota parlemen Iran yang meninggal dan masih menderita virus corona dan ada 7.161 kasus Iran terhitung dari Februari.
TRIBUNNEWS.COM - Wabah corona di Iran sudah menjangkau tingkat parlemen dan pemerintahan di Iran.
Mohammad Reza Rachmani, mantan anggota parlemen Iran meninggal dunia pada Senin lalu setelah terjangkit Covid-19.
Rachmani meninggal pada usia 64 tahun di Rumah Sakit Masih Daneshvari.
Dia adalah seorang politisi reformis dan mewakili Sabzevar di parlemen sejak 1984 sampai 2000, dilansir Tehran Times.
Pada awal 2000an dia menjadi Kepala Organisasi Kesejahteraan Negara Iran.
Rachmani lahir pada 1952 di Sabzevar dan menempuh pendidikan medis.
Baca: Viral! Pria Pegang Cairan Hand Sanitizer untuk Tamu Undangan Pernikahan, Cegah Virus Corona
Baca: WHO Puji Penanganan Iran Hadapi Covid-19 di Dunia, Sebut Negara Lain Harus Mencontoh
Politisi Iran lainnya, Farzad Tazari juga meninggal karena wabah ini pada Senin silam.
Selain itu seorang politisi wanita, Fatemeh Rahbar juga dinyatakan meninggal akibat hal yang sama pada Sabtu lalu.
Dia baru saja terpilih di parlemen Iran pada 2 Februari lalu.
Pada Kamis, Mantan Duta Besar Iran untuk Suriah dan Mantan Penasihat Menteri Luar Negeri saat ini Mohammad Javad Zarif juga meninggal karena wabah mematikan asal China.
Tidak terhitung anggota parlemen Iran yang meninggal dan masih menderita virus corona ini.
Pada Senin (9/3/2020) Iran kembali melaporkan lonjakan kematian baru Covid-19 selama 24 jam terakhir.
Sebanyak 43 jiwa dinyatakan meninggal sehingga kini total kematian mencapai 237 orang.
Sementara itu, ada 7.161 kasus di negara pusat Syiah ini terhitung sejak pertengahan Februari.

Kendati demikian, diyakini ada jumlah lebih besar daripada yang tercatat saat ini.
Otoritas telah mencoba membatasi penyebaran Covid-19 dengan menutup tempat-tempat umum.
Selain itu, otoritas mendesak warga agar tidak bepergian bahkan antar kota saja.
Tetapi Iran sendiri tidak mengisolasi kota-kota tersebut, layaknya China dan Italia.
Berbagai negara turut meraup dampak dari masifnya penyebaran corona di Iran.
Afghanistan, Bahrain, Irak, Kuwait, Lebanon, Oman, Pakistan, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab kini masing-masing sudah mengantongi kasus corona yang berkaitan dengan Iran.
Senin (9/3/2020) lalu, Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpour mengumumkan bahwa dua hari berturut-turut ini ada lebih dari 40 kematian akibat Covid-19 dilansir BBC.
Provinsi Tehran adalah yang terparah karena memiliki 1.945 kasus.
Posisi kedua diikuti Kota Qom yakni 712, Mazandaran dengan 633, Isfahan dengan 601, dan Gilan dengan 524.
Jahanpour menilai bahwa tingkat infeksi menurun, namun kondisi ini mengartikan terlalu dini menilai hal tersebut.
Kabar baiknya, sebanyak 2.400 orang sampai saat ini sudah pulih.
Beberapa waktu lalu, media lokal mengabarkan politisi Muhammad Reza dan ulama Syiah Ayatollah Reza Mohammadi Langeroudi termasuk diantara ribuan kasus Covid-19.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei membatalkan pidatonya di Kota Mashhad pada akhir Maret ini.
Pidato ini terkait dengan perayaan Nowruz yaitu Tahun Baru Persia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)