Minggu, 5 Oktober 2025

Dikeluarkan dari Deretan Negara Berkembang, Indonesia Disebut Jadi Incaran Donald Trump

Dikeluarkan dari Deretan Negara Berkembang, Ekonom Sebut Indonesia Jadi Incaran Donald Trump, indonesia negara maju, negara berkembang

Kolase Tribunnews.com (Twitter.com/realDonaldTrump dan Twitter.com/jokowi)
(Kanan) Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Kiri) Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo 

Langkah Pemerintah Indonesia yang harus diambil

Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin mengenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma'ruf Amin mengenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Retno menjelaskaan saat ini Pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah dengan mencari pasar-pasar ekspor baru.

Menurutnya pasar di negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika Selatan tidak kalah potensial dengan pasar Amerika Serikat.

"Amerika Selatan dan Afrika terutama, ini kan banyak negara mulai selesai dengan konfliknya"

"Mereka mulai meningkat pertumbuhan ekonominya, ada banyak negara di Afrika bisa menjadi sasaran baru pasar Indonesia," ujar Retno.

Selain itu, di sejumlah negara Afrika produk-produk buatan Indonesia mulai dikenal.

"Misalnya produknya Indofood, sudah sangat diterima di pasar sana," imbuhnya.

Retno mengatakan, langkah kedua yang perlu diambil adalah membuat prioritas ulang dalam pengembangan dunia industri ke depannya.

Sehingga kegiatan ekspor dan impor dapat lebih maksimal serta efisien.

Langkah ketiga menurutnya, Pemerintah Indonesia jangan melupakan potensi yang ada di dalam pasar dalam negeri.

"Mendorong perilaku konsumtif dalam negeri, kita beberapa kali selamat dari ancaman krisis karena perilaku konsumtif yang besar dari masyarakatnya sendiri"

"Bisa menjadi satu catatan, karena sudah diancam sama Amerika Serikat, kita harus manfaatkan daya gunakan konsumsi dalam negeri dan menyerap produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan sendiri," beber Retno.

Baca: Sisi Positif Dicabutnya Indonesia dari Daftar Negara Berkembang

Langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat

Pengunjung memilih sepatu yang dijual di salah satu toko sepatu di kawasan pertokoan Sentra Sepatu Cibaduyut, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Minggu (29/12/2019). Memasuki masa libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru jumlah kunjungan wisatawan khususnya dari luar kota ke kawasan wisata belanja sepatu Cibaduyut meningkat dibanding hari biasanya, namun menurut salah seorang pedagang sepatu dibandingkan dengan kunjungan masa liburan beberapa tahun sebelumnya justru mengalami penurunan. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya daya beli menurun, membanjirnya sepatu impor, serta perubahan perilaku belanja dari offline menjadi belanja online. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Ilustrasi belanja produk-produk dalam negeri (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Retno menilai langkah yang diambil pemerintah harus mendapat dukungan dari masyarakatnya.

"Tidak bisa pemerintah berjalan sendiri, karena konsumen paling besar dari masyarakat," tegasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved