Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Tiongkok Klaim Berhasil Tangani Virus Corona, Sindir Negara yang Batasi Perjalanan dari & ke China

Negara Tiongkok mendapat krisi kepercayaan dari negara-negara dunia, seperti halnya dalam pembatasan perjalanan dari dan ke China akibat wabah Corona

Xinhua.net
Rumah sakit pertama khusus pasien terinfeksi virus corona di kota Wuhan, provinsi Hubei, China Tengah, bernama Huoshenshan rampung dikerjakan kilat selama 8 hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Tiongkok secara tegas menyatakan berkonstribusi besar terhadap kesehatan masyarakat di dunia.

China juga mengklaim telah melakukan perngorbanan besar atas wabah virus mematikan Virus Corona atau Covid-19.

Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi untuk menepis krisi kepercayaan dunia terhadap China sebagai negara sumber penyebaran Virus Corona.

Toko perbelanjaan bahan makanan yang masih buka di tengah status lock down di kota Wuhan, Cina.
Toko perbelanjaan bahan makanan yang masih buka di tengah status lock down di kota Wuhan, Cina. (Dok. Alfi Rian Tamara)

Dikutip dari mothership.sg, China menganggap telah berkontribusi pada kesehatan masyarakat global dan membuat banyak pengorbanan dalam upayanya untuk menahan Covid-19.

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan, kepada Reuters dalam sebuah wawancara Berlin, Jerman, Jumat (14/2/2020).

Baca: Cerita Mahasiswa yang Sembuh dari Virus Corona Seusai Minum Obat HIV Kaletra

Wang pun turut menanggapi pertanyaan jika China merasa sedang menghadapi krisis kepercayaan dari sejumlah negara.

Seperti adanya pembatasan perjalanan yang telah dilakukan negara-negara tertentu dari dan ke China.

Wang menyatakan keyakinannya, penanganan yang dilakukan negaranya berhasil terhadap wabah Covid-19 justru telah memperkuat dunia.

"Sebagai negara utama yang bertanggung jawab, terbuka dan transparan, sejak awal memberikan informasi yang relevan kepada dunia dan mencari kerja sama internasional untuk mencegah penyebaran wabah," jelasnya.

Selain itu, ia menekankan, jumlah kasus yang dikonfirmasi di luar China adalah kurang dari 1 persen dari total korban virus Corona di China.

China tidak hanya berkontribusi pada kesehatan masyarakat global, tetapi juga telah membuat pengorbanan dalam proses tersebut.

Wang juga mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memuji China atas tindakan bertanggung jawabnya.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah membela tanggapan China terhadap wabah tersebut, meskipun ada kritik terhadap manajemen krisis Presiden China Xi Jinping.

Pembatasan perjalanan dari dan ke China berlebihan

Wang menganggap pembatasan perjalanan yang dilakukan negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Australia dan Singapura sebagai langkah yang masuk akal.

Namun, imenurutnya negara-negara tersebut bereaksi berlebihan.

"Reaksi berlebihan mereka telah menyebabkan kepanikan yang tidak perlu dan tidak konsisten dengan rekomendasi WHO," tambahnya.

Wang merujuk ke AS, yang merupakan negara pertama yang mengevakuasi warganya dari Wuhan.

Kata dia, AS harusnya memikirkan kembali sikapnya terhadap China dan menghargai saran WHO.

Secara terpisah, Wang mengatakan pada Konferensi Keamanan Munchen, kritik oleh AS yang ditujukan kepada China adalah kebohongan, bukan berdasarkan fakta.

Wang juga mengakui, wabah Covid-19 adalah tantangan bagi China dan dunia pada umumnya.

Namun, ia mengatakan pemerintah China telah bertahan dalam ujian dan memenangkan rasa hormat dan pengakuan dari masyarakat internasional dengan upayanya di bawah kepemimpinan Xi.

Menyebut perjuangan melawan penyebaran virus sebagai peperangan rakyat.

Wang menegaskan, hanya di bawah kepemimpinan Xi terdapat langkah-langkah efektif untuk mengendalikan epidemi yang tiba-tiba dan cepat ini terkendali ini.

Wang juga menekankan, dampak wabah Covid-19 terhadap ekonomi China tak besar.

"Pasar China cukup besar untuk tahan terhadap dampak epidemi (virus), yang bersifat sementara," ucanya.

Baca: UPDATE Corona Senin Siang 17/2/2020, Sejumlah 10.435 Orang Pulih, 1.765 Tercatat Meninggal

Pedagang daging satwa liar di China jualan lagi?

Kabar terbaru Virus Corona hingga kini telah menyebabkan korban 1.770 orang meninggal dunia.

Sementara, 71.233 kasus infeksi dalam penanganan intensif dan sebanyak 10.561 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Di sisi lain, para pedagang daging satwa liar di China berniat membuka kembali usahanya.

Mereka ingin kembali berjualan daging satwa liar setelah lama berpuasa alias dilarang pemerintah karena dinyatakan sebagai indikator penularan virus Corona.

Inilah empat fakta sup kelelawar, kuliner ekstrem dari Wuhan, China yang diduga menjadi penyebar virus corona.
Inilah empat fakta sup kelelawar, kuliner ekstrem dari Wuhan, China yang diduga menjadi penyebar virus corona. (TWITTER/THE SUN)

Dikutip dari mothership.sg,  pada 26 Januari, China menerapkan larangan secara nasional terhadap perdagangan satwa liar di pasar, supermarket, restoran dan platform e-commerce dalam upaya untuk menahan penyebaran virus corona baru (Covid-19).

Pedagang daging satwa liar lalu telah membekukan daging dagangan.

Baca: Buntut Kasus Remaja Cacat Tewas di Rumah saat Ayah Diisolasi karena Corona, Pejabat Kena Hukuman

Dan tampaknya para pedagang satwa liar sejak itu menyimpannya untuk menunggu larangan dicabut.

Reuters mengutip Gong Jian, pemilik toko dan toko satwa liar online di wilayah Mongolia Dalam Tiongkok, buka suara.

"Saya ingin menjual setelah larangan dicabut. Orang-orang suka membeli satwa liar," katanya.

"Mereka membeli sendiri untuk dimakan atau diberikan sebagai hadiah. ”

Stok daging buaya dan daging rusa

Dia menambahkan, telah membekukan stok buaya dan daging rusa.

Selain itu, pemilik toko satwa liar itu juga membunuh burung puyuh hasil ternaknya.

Demikan dikarenakan telur puyuh tidak lagi diminati oleh supermarket dan daging mereka tidak dapat dibekukan.

Sementara itu, Xiang Chengchuan, pemilik toko grosiran satwa liar di Provinsi Anhui juga mengatakan, dia bermaksud menjual produknya begitu larangan dicabut.

Meski dia tidak yakin berapa lama itu akan berlangsung.

Dia menambahkan, dia telah membekukan stok tanduk rusa, anjing, keledai dan daging merak, yang biasanya dijual kepada pelanggan.

Toko di Wuhan tutup karena Virus Corona
Toko di Wuhan tutup karena Virus Corona (Youtube/CGTN/mothership.sg)

Produk satwa liar menjadi budaya

Masih dari mothership.sg, jurnal penelitian Nature menyatakan, larangan total di China mengakibatkan terjadinya perdagangan ilegal yang tidak terkendali dan menguntungkan karena permintaan produk-produk satwa liar menjadi budaya.

Sebagian karena konsumsi daging buruan dianggap sebagai simbol kesehatan dan kekayaan.

Terlebih lagi, perdagangan semacam itu juga akan ditopang oleh pendapatan dan status sosial dari kelas menengah yang tumbuh di negara itu.

Japan Times lebih lanjut melaporkan, dukungan pemerintah China untuk industri obat-obatan tradisional telah mendorong perdagangan satwa liar, karena penggunaannya baik dari produk hewan peliharaan maupun hewan liar.

Dinilai sekitar 60 miliar dolar AS, industri telah melihat contoh-contoh seperti izin penerimaan farmasi China untuk skala sekitar 73.000 trenggiling pada 2016 sebagai bahan obat.

Sementara permintaan untuk konsumsi satwa liar telah jatuh ke minoritas di negara itu, masih mewakili puluhan juta konsumen daging satwa liar di negara ini.

National Geographic juga menyoroti, pemerintah Cina telah menyetujui penjualan dan pengembangbiakan 54 spesies liar di pertanian untuk dikonsumsi.

Spesies-spesies ini termasuk bulu, burung unta, hamster, penyu, dan buaya siam.

Namun, Japan Times menyatakan, perubahan itu mungkin, dan menunjuk pada keberhasilan pengurangan permintaan sup sirip hiu melalui kampanye yang dipimpin oleh selebriti.

Kuncinya pada perdagangan satwa liar sebagai ancaman kesehatan publik dan konservasi.

Caroline Dingle, seorang ahli biologi evolusi di laboratorium forensik konservasi di Universitas Hong Kong, memberikan penjelasan.

“Orang-orang perlu percaya, mengonsumsi hewan liar itu buruk bagi mereka secara pribadi karena larangan bekerja jangka panjang," ujar dia.

Update jumlah pasien

Update informasi terbaru pasien wabah virus corona atau Covid-19 per Senin siang (17/2/2020).

Sejak mewabahnya virus hingga kini, ada 71.233 kasus dan 1.770 orang yang meninggal.

Sementara itu, 10.561 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.

Untuk itu, penting mengenali lebih jauh tentang gejala dan pencegahan virus corona.

Gejala yang ditimbulkan, meliputi bersin, pilek, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan.

Kemudian, pencegahan virus corona dilakukan dengan berbagai cara.

Misalnya, cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih tangan.

Baca: Virus Corona, Singapura Naikkan Status Waspada Jadi Oranye, Berikut Penjelasan Dubes RI

Berikut ini rincian kasus, negara, dan jumlah orang yang meninggal serta sembuh dari virus corona, dikutip Tribunnews dari thewuhanvirus.com pada Senin (17/2/2020) siang, hingga pukul 14.30 WIB:

1. China

Terinfeksi: 70.450

Meninggal dunia: 1.765

Sembuh: 10.435

2. Jepang

Terinfeksi: 416

Meninggal dunia: 1

Sembuh: 17

3. Singapura

Terinfeksi: 75

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 19

4. Thailand

Terinfeksi: 34

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 14

5. Hong Kong

Terinfeksi: 57

Meninggal dunia: 1

Sembuh: 2

6. Korea Selatan

Terinfeksi: 30

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 9

7. Taiwan

Terinfeksi: 20

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

8. Jerman

Terinfeksi: 16

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 3

9. Amerika Serikat

Terinfeksi: 15

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 3

10. Australia

Terinfeksi: 15

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 10

11. Macau

Terinfeksi: 10

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 3

12. Vietnam

Terinfeksi: 16

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 7

13. Malaysia

Terinfeksi: 22

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 8

14. Perancis

Terinfeksi: 11

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 4

15. Kanada

Terinfeksi: 8

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

16. India

Terinfeksi: 3

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 3

17. Uni Emirat Arab

Terinfeksi: 9

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 3

18. Italia

Terinfeksi: 3

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 0

19. Inggris

Terinfeksi: 9

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 8

20. Rusia

Terinfeksi: 2

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 2

21. Filipina

Terinfeksi: 3

Meninggal dunia: 1

Sembuh: 2

22. Nepal

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

23. Kamboja

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

24. Srilanka

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

25. Finlandia

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

26. Swedia

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 0

27. Spanyol

Terinfeksi: 2

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 2

28. Belgia

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 1

29. Mesir

Terinfeksi: 1

Meninggal dunia: 0

Sembuh: 0

Total keseluruhan, ada 71.233 kasus, 1.770 orang yang meninggal, dan 10.561orang sembuh dari virus corona.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved