Virus Corona
Pria WN Italia Keturunan Tiongkok Sebarkan Pesan Anti Rasis: Saya Bukan Virus, Saya Manusia!
Seorang pria warga negara Italia keturunan China, Massimiliano Martigli Jiang menyebarkan pesan anti rasis terkait dengan menyebarnya virus corona.
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona saat ini menjadi perbincangan publik dunia karena penyebarannya yang begitu cepat.
Berawal dari Kota Wuhan, Hubei, China, virus corona kini telah mencatat 1.383 kematian dan 64.437 kasus di seluruh dunia.
Tak dapat dipungkiri jika seluruh dunia seakan-akan menyalahkan China atas menyebarnya virus corona tersebut.
Virus corona mungkin dapat menumbuhkan xenophobia atau ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain.
Baca: Terlanjur Mati karena Gantung Diri Takut Terkena Virus Corona, Pria Ini Ternyata Hanya Sakit Flu
Baca: Media Internasional Soroti Lonjakan Harga Masker di Indonesia Akibat Virus Corona
Untuk menghindari hal tersebut, seorang pria berkewarganegaraan Italia keturunan China, Massimiliano Martigli Jiang, menyebarkan pesan anti rasis di Florence, Italia.
Aksi Jiang itu sempat diunggah olehnya di media sosial Facebook.

Video itu memperlihatkan Jiang berdiri dengan mata tertutup dan menggunakan masker di tengah keramaian Kota Florence.
Dikutip dari South China Morning Post, beberapa orang yang melihat Jiang berhenti dan menatapnya serta mengambil fotonya.
Kemudian dalam video tersebut, orang-orang memeluk Jiang dan melepas penutup mata serta maskernya.
Selama Jiang berdiri ini, ia juga memasang sebuah papan dengan sebuah tulisan.
Tulisan tersebut berbunyi, "Saya bukan seorang virus, Saya seorang manusia, membebaskan saya dari prasangka."
Baca: Sejumlah Perawat Wanita di Wuhan Rela Kepalanya Dibotakin untuk Memudahkan Layani Pasien Corona
Baca: Anggaran Darurat 10,3 Miliar Yen Segera Dikeluarkan Pemerintah Jepang Antisipasi Virus Corona
"Saya membuat video ini karena saya merasa terdorong untuk menyampaikan arti dari kata-kata yang saya tulis pada papan itu," ujar Jiang.
"Saya sangat terkejut dengan reaksinya (orang-orang)," lanjutnya.
Seperti di negara-negara barat lainnya, Italia juga telah terjadi lonjakan insiden xenophobia yang menargetkan orang-orang China di negara tersebut setelah virus corona menyebar luas.
Italia memiliki dua kasus virus corona yang dikonfirmasi - pasangan turis dari Wuhan yang tiba di Milan pada 23 Januari - dan telah menangguhkan semua penerbangan ke China.
Ada lebih dari 300 ribu warga Tiongkok yang tinggal di Italia.
Gelombang migrasi berturut-turut, terutama dari kota pantai Wenzhou di Provinsi Zhejiang, telah menghasilkan populasi besar warga Tiongkok di kota-kota termasuk Milan dan Prato.
Baca: Sampel Swap Tenggorokan 3 Warga Sumbar Dikirim ke Jakarta, Pastikan Virus Corona atau Tidak
Baca: Sempat Dianggap Menghina oleh Terawan, Ini Penjelasan Professor Harvard soal Riset Virus Corona
Contoh-contoh xenophobia lokal yang baru-baru ini dilaporkan di media Italia, adalah termasuk dua turis Tiongkok yang diludahi sekelompok anak-anak di Venesia.
Selain itu, terdapat dua orang Asia yang dilecehkan secara verbal oleh orang yang lewat di Florence dengan menyebut mereka 'menjijikkan' dan 'kotor'.
Yang terakhir dari insiden-insiden itu menginspirasi Jiang untuk membuat videonya pada 2 Februari 2020 lalu.
Video itu dipublikasikan oleh UGIC, sebuah asosiasi pemuda Italia-Tiongkok, di mana Jiang menjadi anggotanya.
"Baru-baru ini, ada lebih banyak xenophobia di Italia, tetapi selalu ada," ujar Jiang.
"Dulu aku memperhatikannya saat berpacaran dengan teman-temanku."
"Masalah virus corona adalah masalah di seluruh dunia. Saya berharap mereka akan menemukan obat untuk virus ini sesegara mungkin," lanjutnya.

Baca: Mahasiswa di Maluku yang Diduga Terinfeksi Corona Diisolasi, Keluarga Tak Boleh Menjenguk
Baca: WNI yang Dikarantina Karena Virus Corona di Kapal Diamond Princess Minta Tolak Angin dan Mi Instan
Kampanye di media sosial juga telah muncul dalam beberapa minggu terakhir, termasuk tagar Twitter #JeNeSuisPasUnVirus, yang dimulai oleh komunitas Asia Prancis untuk menyoroti insiden xenophobia yang mereka alami.
"Video ini adalah salah satu hal yang membuat saya sulit tidur malam sebelumnya. Itu membuat saya gelisah menunggu pengambilan gambar," ujar Jiang.
"Tapi sekarang, terima kasih atas kata-katamu yang indah, kamu telah membuatku merasa sangat tersentuh!" lanjutnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)