Virus Corona
Banyak Acara Batal karena Wabah Virus Corona, 6 Ribu Pasangan Nikah Massal: Pasangan Belum Kenal
Enam ribu pasangan dari 64 negara ambil bagian dalam pernikahan massal di Korea Selatan di tengah wabah virus Corona menyerang negara itu
TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus Corona atau Novel Coronavirus menyerang di berbagai negara belahan dunia.
Tak hanya di tempat asal virus di China, negara lainnya bahkan serius melakukan pencegahan terhadap penyerbaran virus mematikan bernama 2019-nCOV ini.
Tak sedikit pula acara massalh dibatalkan di berbagai negara agar tak terjadi penularan virus antar manusia.
Namun justru berbeda dengan Korea Selatan.
Total 24 kasus virus Corona yang telah ditemukan dan ditangani di Negeri Ginseng tak menyulutkan tetap terselenggarakannya acara pernikahan massal.
Tidak tanggung, sebanyak 6.000 pasangan dari berbagai negara ambil bagian dalam acara pernikahan massal.
Bagaimana ceritanya?

Dikutip dari mothership.sg, 6.000 pasangan dari 64 negara ambil bagian dalam pernikahan massal di Korea Selatan pada Jumat (7/2/2020) lalu.
Acara diselenggarakan oleh Gereja Unifikasi.
Menurut AFP, Gereja Unifikasi membagikan masker wajah kepada kerumunan 30.000 orang, tapi tidak semua orang memakainya.
Gereja ini didirikan oleh Sun Myung Moon, seorang tokoh kontroversial yang dihormati sebagai pemimpin oleh para pengikutnya.
Acara-acara batal, pernikahan massal lanjut
Pada 7 Februari, Korea Selatan mengonfirmasi kasus virus corona baru ke 24, dengan pasien terbaru yang diidentifikasi sebagai warga Korea Selatan yang diterbangkan dari Wuhan minggu lalu, menurut The Korea Herald.
Sejak 3 Januari, Korea Selatan telah memeriksa 1.130 orang untuk virus corona baru, dengan 842 di antaranya dinyatakan negatif.
Sebanyak 264 orang masih dalam isolasi untuk dugaan infeksi virus.
AFP melaporkan, festival, upacara kelulusan, dan konser K-pop telah dibatalkan karena kekhawatiran acara besar dapat memfasilitasi penularan virus.
Kelompok-kelompok agama telah diminta untuk bekerja sama dalam mencegah penyebaran corona virus baru.
Namun, gereja melanjutkan acara itu seperti yang telah dilakukan sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke 100 kelahiran Moon.
Menurut AFP, pengikut gereja berasal dari China dilarang hadir.

Sejarah
Pernikahan massal telah berlangsung sejak awal 1960-an
Gereja Unifikasi, yang didirikan oleh Sun, terkenal karena menyelenggarakan pernikahan massal seperti itu, menurut The Guardian.
Pernikahan massal ini sering diadakan di stadion olahraga dengan puluhan ribu pasangan, dan telah menjadi ciri khas gereja sejak awal 1960-an.
Sementara pernikahan massal pertama hanya melibatkan beberapa lusin pasangan.
Jumlahnya dengan cepat bertambah selama bertahun-tahun.
Pada tahun 1997, sebanyak 30.000 pasangan menikah di Washington selama upacara semacam itu.
Tidak saling kenal
The Guardian melaporkan, pasangan tersebut sering tidak mengenal satu sama lain sebelum pernikahan mereka.
Banyak yang secara pribadi dikenalkan oleh Moon, yang menganggap pernikahan merupakan hasil dari cinta yang romantis.
Moon dilaporkan memiliki preferensi untuk pernikahan lintas budaya, yang berarti bahwa pasangan sering tidak memiliki bahasa yang sama.
Menurut Reuters, para kritikus menyebut pernikahan massal seperti itu merupakan aliran sesat dan mencela gereja.
Mereka juga menuduh gereja mengindoktrinasi pengikutnya, yang sering dikenal sebagai "Moonies".
Menurut CNN, Moon meninggal di Korea Selatan pada usia 92 tahun 2012, karena komplikasi terkait pneumonia. (*)
(Tribunnews.com/Chrysnha)