Virus Corona
Eks Kepala Intelijen TNI Paparkan Alasan Virus Corona Bukan Senjata Biologis China yang Bocor
Mantan Kepala Intelijen Strategis (BAIS) TNI Soleman Ponto angkat bicara soal dugaan virus corona adalah senjata biologis China yang bocor.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Kepala Intelijen Strategis (BAIS) TNI Soleman Ponto angkat bicara soal dugaan virus corona adalah senjata biologis China yang bocor.
Menurut Soleman, awalnya ia juga menganggap virus yang datang tiba-tiba ini sebagai rekayasa.
Namun, seiring dengan segala perkembangan yang terjadi, ia merubah anggapan tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Soleman dalam sebuah tayangan yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (5/2/2020).
"Saya dari awal juga menganggap karena tiba-tiba virus ini datang pasti rekayasa itu ada."
"Dan orang intelijen kan kerjaannya usil membuat rekayasa-rekayasa seperti itu," kata Soleman.

"Tapi setelah dalam perkembangan, ternyata para ahli sudah bisa memperlihatkan ada track record yang dibuat virus ini sebelumnya," tambahnya.
Lantaran hal itu, Soleman menganggap virus corona ini terjadi secara alamiah dan tidak dibuat.
"Sehingga kalau memang ini dibuat untuk senjata itu akan sulit," terangnya.
Soleman menyebut senjata yang digunakan untuk perang ada tiga, termasuk di dalamnya senjata biologis.
"Karena senjata itu ada tiga, apakah itu senjata kimia, kemudian ada nuklir, yang terakhir biologi," ungkap Soleman.
Menurut Soleman, senjata kimia dan nuklir merupakan barang mati yang bisa dikendalikan.
Berbeda dengan dengan senjata bilogis yang merupakan barang hidup.
"Kimia dan nuklir ini barang mati bisa dikendalikan, tapi tapi biologi ini barang hidup bisa-bisa dia kembali kepada si yang pembuat," paparnya.
"Sehingga ketika kemudian perkembangan, tidak mungkin ini dibuat dengan khusus untuk China," tambahnya.
Soleman meyakini bahwa virus corona tidak mungkin dibuat secara sengaja.
Terlalu banyak risiko yang harus ditanggung si pembuat jika memang virus ini sengaja dibuat.
"Kenapa? China tidak sedang perang."
"Terus kalau mau bawa, bawa dari mana? Apakah dari Amerika kemana-mana? Baju astronotnya kaya apa?"
"Karena nanti si pembawa ini bisa terserang si virus itu sendiri," kata Soleman.
Pun kalau memang sengaja dibuat, menurut Soleman tak ada tempat untuk menjual senjata ini.
"Yang ketiga kalau pun mau dibuat, mau dijual ke siapa? Nggak ada yang mau beli karena bisa-bisa dia masuk ke diri sendiri," jelasnya.
"Kesimpulannya dengan adanya itu, jadi bahwa ini tidak dibuat."
"Tetapi alamiah yang sekarang sedang dicari mengapa begitu," kata Soleman.
Soleman kemudian meminta semua pihak untuk melihat perkembangan virus corona saat ini.
Menurutnya, semua pihak dan negara di dunia tengah dibuat khawatir dengan persebaran virus ini.
"Kita bisa lihat sekarang bagaimana perkembangannya, semua bingung, semua membuat tempat observasi supaya tidak kemana-mana," terangnya.
Update Korban Virus Corona
Jumlah korban meninggal dunia akibat merebaknya virus corona terus bertambah.
Dikutip dari thewuhanvirus.com, hingga Rabu (5/2/2020) pukul 07.05 WIB, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, China ini telah menewaskan 492 orang.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya 427 orang pada Selasa (4/2/2020).
Sementara itu, virus corona juga menyebabkan 24.550 orang terinfeksi.
Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya 20.627 orang terinfeksi.
Namun, ada 852 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Jumlah pasien sembuh dari virus corona juga mengalami peningkatan dari sebelumnya 646 orang pada Selasa.
Sejak pertama kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus ini telah menyebar hingga ke 28 negara.
Ke 28 negara tersebut, yakni China, Jepang, Thailand, Singapura, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, Taiwan.
Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Makau, Perancis, Vietnam, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Rusia.
Inggris, Nepal, Kamboja, Spanyol, Piliphina, Finlandia, Swedia, India, Sri Lanka, dan Belgia.
Terbaru, negara Belgia mengonfirmasi kasus virus corona pertamanya.
Dikutip dari Reuters, satu dari sembilan orang yang dipulangkan dari Wuhan, China pada Minggu (2/2/2020), positif terinfeksi virus corona.
Badan Kesehatan Belgia mengatakan, kesembilan orang tersebut telah menjalani serangkaian tes di rumah sakit militer di Ibu Kota Brussels.
Delapan dari mereka dinyatakan negatif virus corona.
Badan Kesehatan Belgia juga mengatakan, orang yang positif terinfeksi virus corona kesehatannya baik dan saat ini tidak menunjukkan gejala virus corona.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)