Selasa, 7 Oktober 2025

Tunisia siap gelar pemilihan umum bebas kedua sejak 'Arab Spring'

Pemilu kali ini dipandang sebagai ujian bagi salah satu negara demokrasi termuda di dunia itu; dan dua perempuan turut mencalonkan diri.

Tunisia siap menggelar pemilihan presiden bebas kedua sejak revolusi tahun 2011, yang menggulingkan mantan presiden Ben Ali dan memicu peristiwa Musim Semi Arab atau 'Arab Spring'.

Pemilu telah direncanakan sejak November tahun lalu, menyusul wafatnya Beji Caid Essebsi, presiden pertama yang terpilih secara demokratis.

Dua puluh enam kandidat, termasuk dua perempuan, mencalonkan diri.

Pemilu ini secara luas dipandang sebagai ujian bagi salah satu negara demokrasi termuda di dunia.

Essebsi memenangkan pemilihan presiden bebas pertama di Tunisia pada tahun 2014 dan dipandang berjasa dalam menjaga stabilitas di negara tersebut selama hampir lima tahun pemerintahannya.

Pada usia 92 tahun, ia merupakan presiden tertua di dunia pada saat kematiannya. Essebsi sebelumnya menegaskan bahwa ia tidak berencana untuk mencalonkan diri lagi.

Ketua Parlemen Mohamed Ennaceur saat ini bertindak sebagai presiden sementara.

Bagaimana pemilu dilaksanakan di Tunisia?

Seorang kandidat memerlukan suara terbanyak untuk memenangkan pemilihan. Jika tidak ada kandidat yang mendapat suara mayoritas, dua kandidat dengan suara terbanyak akan menjalani pemilihan putaran kedua yang menjadi penentu.

Reli kampanye di Monastir, Tunisia, 07 September 2019.
EPA
Para calon presiden telah menggelar acara kampanye di seluruh negeri.

Kandidat yang menang akan diangkat menjadi presiden untuk masa jabatan lima tahun.

Konstitusi menyatakan bahwa presiden Tunisia memegang kendali atas pertahanan, kebijakan luar negeri, dan keamanan nasional.

Perdana menteri, yang dipilih oleh parlemen, bertanggung jawab atas portofolio lainnya.

Pemilihan parlemen dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober.

Kenapa pemilu ini penting?

Tunisia telah mendapat pujian sebagai satu-satunya demokrasi yang lahir dari pemberontakan 'Arab Spring', yang dimulai di Tunisia sebelum menyebar ke Timur Tengah dan Afrika Utara.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved