Tiga Anak Gadis Rusia Sekongkol Bunuh Ayahnya Karena Sering Dimarahi
Tiga saudari kandung menikam dan menghantam ayah mereka yang sedang tidur hingga meninggal dunia di apartemen mereka di Moskow, pada Juli 2018.
Terutama karena tak ada cara lain bagi mereka untuk minta tolong dan melindungi diri dari ayah mereka yang kejam.
Namun di Rusia tak ada hukum yang melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Melalui perubahan hukum tahun 2017, seorang individu yang memukul anggota keluarganya - tapi tak sampai membuat korban masuk rumah sakit - akan kena denda atau kurungan selama dua minggu.
Polisi di Rusia umumnya memperlakukan KDRT sebagai "masalah keluarga" dan hampir tak menyediakan bantuan sama sekali soal ini.
Ibu dari tiga remaja putri ini juga mengalami pemukulan oleh Mikhail, dan pernah minta tolong ke polisi beberapa tahun sebelumnya.
Para tetangga juga pernah mengadu ke polisi karena takut pada Mikhail, tapi tak ada tanda bahwa polisi melakukan tindakan apa-apa.

Saat pembunuhan terjadi, ibu ketiga remaja itu tak tinggal bersama mereka. Mikhail melarang ketiganya untuk mengontak ibu mereka.
Menurut penilaian psikiatris, ketiga perempuan muda ini hidup dalam isolasi dan mengalami post-traumatic stress (PTSD).
Selama penyelidikan
Kasus ketiga remaja ini berjalan lambat.
Mereka tidak lagi dalam tahanan, tapi dikenai rangkaian batasan: mereka tak boleh bicara satu sama lain dan tak boleh bicara kepada wartawan.
Kejaksaan berkeras bahwa pembunuhan ini direncanakan.
Ketika sang ayah tidur, ketiga remaja ini merancang aksi mereka, mengambil pisau sejak paginya.
Menurut jaksa, motif mereka adalah balas dendam.

Jika terbukti bersalah, ketiganya bisa dihukum hingga 20 tahun penjara.