CCTV Rekam Aksi Pelaku Pedofil pada Gadis Kecil di Supermarket
CCTV Rekam Aksi Pelaku Pedofil pada Gadis Kecil di Supermarket Malaysia dan viral di media sosial.
VIRAL Rekaman CCTV Aksi Pedofilia pada Gadis Kecil di Supermarket Malaysia.
TRIBUNNEWS.COM - Rekaman CCTV yang menampilkan aksi pedofilia pada anak kecil di supermarket viral di media sosial.
Rekaman CCTV tersebut diunggah oleh halaman Facebook asal Malaysia bernama Nor Syafiziem.
Namun, rekaman CCTV yang diunggah itu diketahui telah dihapus oleh Nor Syafiziem.
Dilansir World of Buzz, sebuah rekaman CCTV menunjukkan aksi pedofilia yang cukup berani di depan umum.
Baca: Guru Bimbel di Tangsel Mengaku Sudah 2 Tahun Lakukan Praktik Pedofilia ke Muridnya
Baca: Polda Bali Hentikan Kasus Pedofilia di Ashram, Terduga Korban Batal Ikut Melapor ke Polda
Baca: Pasca Terungkapnya Kasus Pedofilia, Para Siswa SLB di Tanjab Timur Masih akan Tinggal di Asrama
Awalnya, CCTV merekam dua gadis kecil yang sedang mencari makanan di dalam supermarket.
Diketahui ada dua gadis kecil yang tampak di video.
Gadis yang lebih tua mengenakan pakaian merah muda.
Sementara itu, anak perempuan yang lebih kecil lagi, mengenakan atasan abu-abu dan celana panjang.
Tiba-tiba, datang seorang pria mengenakan pakaian serba hitam lantas melakukan pelecehan seksual pada anak kecil tersebut.
Sontak, gadis kecil itu merasa tidak nyaman.
Dia dan anak lainnya berlari menjauh dari pria itu.
Sementara itu, pelaku berjalan dengan santai seolah tidak ada yang terjadi.
Hingga kini, tidak diketahui identitas pelaku dan kedua gadis kecil.
Unggahan rekaman CCTV itu pun lenyap dari Facebook.
Kasus Pedofilia di Indonesia
Sebanyak 10 orang siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang tinggal di asrama sekolah, menjadi korban pelecehan seksual.
Mereka diduga menjadi korban pedofilia seorang pengasuh asrama sekolah tersebut.
Dilansir Tribun Jambi, SLB Negeri Tanjung Jabung Timur memang menyediakan asrama.
Namun, tidak semua siswa menginap di sana.
Sadiman, satu di antara guru SLB mewakili kepala sekolah saat dikonfirmasi Tribun, Senin (21/1) mengakui adanya peristiwa tak senonoh tersebut.
Dia menyebutkan kasus ini telah ditangani Polres Tanjung Jabung Timur.
Bahkan, kata dia, para siswa yang menjadi korban sudah dibawa untuk visum.
"Iya, dugaan pelecehan terhadap beberapa orang siswa benar adanya. Itu terjadi di asrama sekolah, yang disinyalir dilakukan pengasuh asrama," kata Sadiman, kemarin.
Dijelaskan Saniman, perbuatan pelaku itu terungkap menyusul adanya siswa yang melapor kepada gurunya.
Siswa tersebut mengaku tidak tahan dengan perbuatan pelaku.
"Kami tahunya hari Kamis kemarin. Setelah kami selidiki, menanyakan kepada siswa ternyata siswa mengatakan hal demikian, lalu kami lapor polisi untuk ditangani secara profesional untuk mengungkapnya," katanya.
Sejauh ini, baru ada 10 siswa yang diduga menjadi korban pelecehan seksual.
Mengenai seperti apa perlakuan tak pantas pengasuh asrama pedofil itu belum dibeber jelas.
Pelaku sudah bekerja di sana sekitar lima tahun sebagai pengawas asrama.
Pihak sekolah mengaku tidak menyangka hal itu bisa terjadi.
Ini merupakan kasus pertama kali terjadi di SLB itu.
"Langkah pertama yang kami ambil, memberhentikan pelaku dari pekerjaannya. Selanjutnya masalah ini kami limpahkan ke Polres Tanjabtim," imbuh Sadiman.
Sementara itu, Kapolres Tanjung Jabung Timur AKBP Agus Desri Sandi saat dikonfirmasi Tribun, membenarkan saat ini pihaknya sedang menangani perkara dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah siswa SLB Tanjabtim.
Kata kapolres, pihaknya mengamankan satu terduga pelaku.
Namun pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail mengenai perkara itu.
"Iya benar, saat ini sedang kita kita kembangkan dalam penyelidikan, kalau lebih jelasnya nanti kita rilis lagi," sebut Kapolres.
Mengetahui adanya dugaan pecehan terhadap sejumlah siswa di SLBN Tanjung Jabung Timur, Pengawas SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Suparjo langsung turun ke lapangan.
Saat ditemui Tribun, Senin (21/1) Suparjo menyebutkan pihaknya sangat kecewa dan menyayangkan peristiwa seperti itu bisa kembali terjadi, apalagi kasus ini dilakukan oleh pengasuh asrama para siswa sendiri.
"Dulu kasus seperti ini sudah pernah terjadi di SLB Muarojambi, ko di sini terjadi lagi," ujar Suparjo.
Terkait kasus ini, pihaknya menyarankan pihak sekolah untuk bergerak cepat, melaporkan perkara ini ke polisi karena ini menyangkut kriminal seksual.
"Saya sampaikan kepada ibu kepala sekolah harus bergerak cepat. Tanya kepada pelaku, dan kumpulkan siswa-siswa yang diduga sebagai korban. Saya sarankan Senin lapor polisi, tapi ternyata Minggu siang kemarin diduga pelaku sudah ditangkap polisi," kata Suparjo.
Lanjut Suparjo, jika ini sudah dipastikan terjadi pelecehan seksual, kepada para siswa yang menjadi korban, pihaknya menyarankan untuk diberikan rehabilitasi terapi psikologi.
Pada kasus di SLB Muarojambi, pendampingan juga dilakukan.
"Biasanya ini melibatkan KPAI Kabupaten biasanya," sebut Suparjo.
Agar hal yang serupa tidak terjadi, Suparjo menyampaikan kepada pihak sekolah agar lebih ekstra mengawasi para siswa baik di sekolah maupun di asrama.
"Yang tidak kita duga itu pelaku dari dalam sendiri, itu kadang kita kecolongan," sebutnya.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Tribun Jambi)