Selasa, 7 Oktober 2025

Industri halal: sekadar label atau gaya hidup?

Bukan kebetulan label 'halal' semakin sering banyak ditemui, mulai dari makanan dan minuman halal, pariwisata halal, hingga, Halal Park. Namun,

Kurangnya literasi dan kesadaran masyarakat, juga menjadi pengganjal industri halal.

"Terutama berkaitan dengan halal lifestyle, termasuk di dalamnya konsumsi makanan dan minuman halal, terutama yang bersertifikasi halal," ujar Rahmatina.

Selain itu, skala usaha dari ekonomi syariah di Indonesia, terutama industri halal dan keuangan syariah, masih relatif kecil.

Perbankan syariah, misalnya, market share baru sekitar 5 persen.

"Itu sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, angkanya stagnan di 5 persen. Hal yang sama juga di asuransi syariah dan sektor keuangan syariah lain," tuturnya.

Merujuk Global Islamic Economy Indicator, Indonesia masih menempati urutan kesepuluh dalam peringkat negara-negara produsen produk halal, jauh di bawah Malaysia yang menduduki posisi pertama.

Pengamat Ekonomi Syariah dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov posisi Indonesia bahkan di bawah Australia dan Singapura yang notabene negara non-muslim.

Indonesia, menurutnya, masih belum bisa menangkap potensi pasar industri halal, terutama di dalam negeri.

"Apalagi kita bicara lingkup pasar di luar negeri. Karena lingkup pasar di luar negeri tujuh kali lipat dibanding pasar di dalam negeri," kata dia.

Padahal, Undang-Undang 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal dipandangnya bisa menjadi payung hukum bagi Indonesia untuk mengembangkan industri produk halal, tidak hanya makanan dan minuman, namun juga pariwisata dan produk jasa lainnya.

Sekedar label atau gaya hidup?

Seiring dengan menggeliatnya ekonomi syariah, kini label 'halal' semakin sering banyak ditemui, mulai dari makanan dan minuman halal, pariwisata halal, hingga, Halal Park.

Di sisi lain, kecenderungan konservatisme agama dalam politik kian menggejala, dibarengi makin banyaknya khalayak yang 'hijrah'.

Syafira Desi dari L'mira Ethnique, berharap pengembangan industri halal tidak menjadi alat politik.

"Saya pikir lebih bijaksana kalau kita melihat bagaimana pemerintah setelah proses politik ini berakhir apakah benar-benar menjadi proyek yang akan diseriuskan atau hanya bahan politik," kata Syarifa.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved