Palung Mariana: Menyelam hampir 11 kilometer di bawah laut, kantong plastik ditemukan
Seorang penjelajah asal Amerika Serikat menemukan kantong plastik di dasar laut selagi memecahkan rekor penyelaman terdalam.
Mereka juga menemukan bebatuan cadas berwarna cerah, yang kemungkinan diciptakan mikroba di dasar laut, sekaligus mengambil sejumlah sampel batu pada dasar laut.
Dampak ulah manusia pada planet ini tampak jelas seiring dengan ditemukannya sampah plastik di dalam Palung Mariana. Hal ini juga pernah disaksikan para peneliti dalam ekspedisi lain menggunakan perangkat robot.
Jutaan ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahun, tapi sedikit orang yang tahu ke mana sampah itu tertimbun.
Ilmuwan-ilmuwan kini berencana memeriksa makhluk-makhluk yang mereka temukan untuk melihat apakah makhuk-makhluk tersebut mengandung mikroplastik. Kajian sebelumnya menemukan bahwa masalah sampah plastik telah mendunia, bahkan dialami hewan-hewan di dasar lautan.
Penyelaman tersebut merupakan bagian dari ekspedisi Five Deeps—yang berupaya menjelajahi titik-titik terdalam di lima samudera dunia.
Penyelaman itu didanai Vescovo, seorang investor akuitas yang berambisi menjelajah kedalaman ekstrem di laut serta mendaki puncak-puncak gunung tertinggi di tujuh benua.
Selain Palung Mariana, penyelaman selama enam bulan terakhir dilakukan di Palung Puerto Rico di Samudera Atlantik (8.376 meter), Palung South Sandwich di Samudera Selatan (7.433 meter), serta Palung Jawa di Samudera Hindia (7.192 meter).
Tantangan tim selanjutnya adalah mencapai dasar Molloy Deep di Samudera Arktik, yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus mendatang.
Kapal selam yang digunakan Vescovo bernama DSV Limiting Factor. Kapal buatan perusahaan AS, Triton Submarines, itu mencapai panjang 4,6 meter, tinggi 3,7 meter, dan bisa memuat dua orang.
Dengan bahan titanium setebal 9 cm, kapal dirancang menahan tekanan hingga 1.000 bar yang setara dengan bobot 50 jet jumbo ditumpuk ke tubuh seseorang.
Selain harus bekerja di bawah tekanan, kapal selam itu mesti mampu beroperasi dalam kegelapan dan suhu hampir beku.
Beragam kondisi ini membuat kapal selam tersebut sulit diliput oleh tim Atlantic Productions yang merekamnya untuk acara dokumenter Discovery Channel.
Anthony Geffen, direktur kreatif Atlantic Productions, mengaku peliputan ekspedisi ini adalah yang paling sulit yang dia pernah hadapi.
"Tim kami harus membuat sistem kamera baru yang bisa dipasang pada kapal selam, beroperasi pada kedalaman 10.000 meter di bawah laut, dan bekerja dengan perangkat robot dan sistem kamera sehingga kami bisa merekam kapal selam Victor di dasar laut."