Angin Kencang Picu Kebakaran Hutan dan Kekacauan Penerbangan Di Australia
Ribuan pelancong pun kini terlantar saat landasan pacu di bandara itu ditutup serta puluhan penerbangan dibatalkan.
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Angin kencang yang melanda pantai bagian Tenggara Australia pada Jumat waktu setempat, menyebabkan kekacauan di Bandara Sydney dan Melbourne, dua negara bagian tersibuk.
Ribuan pelancong pun kini terlantar saat landasan pacu di bandara itu ditutup serta puluhan penerbangan dibatalkan.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (23/11/2018), angin yang berhembus hingga mencapai 70 km/jam pun memicu meluasnya kebakaran hutan di sepanjang pantai Timur, dan memaksa orang-orang untuk meninggalkan rumah mereka.
Sementara itu, Bandara Sydney telah membatalkan 76 penerbangan, namun salah satu dari tiga landasan pacu ditutup karena alasan angin kencang.
"Tidak aman untuk melakukan penerbangan pada saat ini, maka kita lakukan penundaan," kata pihak Bandara Sydney.
Sedangkan Bandara Melbourne juga mengurangi jumlah penerbangan yang diizinkan untuk tiba dan berangkat setiap jamnya, sebagai akibat dari pembatalan Bandara Sydney.
Sebelumnya, angin kencang telah memicu kebakaran di seluruh negara bagian New South Wales (NSW).
Dinas Kebakaran Pedesaan Australia pun melaporkan telah terjadi 21 kebakaran.
"Sebuah pesawat Boeing 737 telah dimodifikasi untuk digunakan sebagai alat melemparkan bom air, guna melawan kebakaran hutan di sekitar kota Newcastle, di Sydney bagian Utara," kata petugas Dinas Kebakaran Pedesaan itu.
Pesawat itu mampu membawa 15 ribu liter air untuk meredakan kobaran api.
Juru Bicara Dinas Kebakaran Pedesaan NSW Chris Garlick menyampaikan, "(Ini) adalah penurunan operasional pertama yang dilakukan di dunia dan telah terbukti efektif,".
Kebakaran yang terjadi di sekitar lokasi wisata populer di Port Stephens, yang terletak sekitar 200 km di Utara Sydney telah memaksa pengevakuasian warga secara darurat.
Namun tidak ada laporan mengenai adanya warga yang cedera ataupun kehilangan harta benda.