Sahabat Khashoggi Yakin Jurnalis Kritis Itu Tewas dengan Cara yang Kejam
Pejabat Turki menyebut 15 orang berkebangsaan Saudi terbang ke Istanbul hanya beberapa jam sebelum hilangnya Khashoggi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sahabat Jamal Khashoggi, kolumnis Washington Post yang hilang setelah dipandang memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul lebih dari dua minggu yang lalu, mengungkap fakta yang diterimanya dari para pejabat keamanan Turki.
"Saya berbicara dengan sejumlah pejabat pemerintah dan keamanan Turki dan mereka mengatakan Jamal dibunuh. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku benar-benar tidak bisa menjawab," ujar Turan Kislakci Rabu (17/10/2018), kala diwawancarai ABCNews.
Baca: Pelatih Timnas U-19 Qatar Sebut Indonesia Layak Gelar Piala Dunia
"Lalu aku menelepon beberapa kolega, lagi pejabat keamanan, mencoba untuk memverifikasi apa yang baru saja ia dengar itu, 'Apakah ini benar? "
Khashoggi, yang telah menulis kritis tentang pemerintah Saudi, dilaporkan menghilang setelah mengurus dokumen-dokumen pernikahanannya di konsulat Arab Saudi di Istanbul, pada 2 Oktober lalu.
Sejak itu dia tidak pernah lagi terlihat. Pejabat Turki mengatakan Khashoggi dibunuh, meskipun Arab Saudi telah membantah keras tudingan tersebut.
Pejabat Turki menyebut 15 orang berkebangsaan Saudi terbang ke Istanbul hanya beberapa jam sebelum hilangnya Khashoggi.
Pejabat keamanan Turki mengklaim memiliki rekaman audio atau suara terkait pembunhuhan sadis Khashoggi.
Ketika Kislakci ditanya oleh ABC News tentang klaim adanya bukti rekamanan suara tentang pembunuhan Khashoggi, ia menjawab pejabat keamanan mengatakan mereka memiliki rekaman suara tersebut.
Mereka berkata, ia menjelaskan, 'kita memiliki bukti rekaman suara ini. Kita tahu semua rincian tentang apa yang terjadi.'
Mereka berkata, "kami mampu mengakses hari pertama saat kejadian, dan kami memiliki berbagai bukti lain tentang ini,'"katanya.
Katanya, rekaman itu mengungkapkan bahwa ketika Khashoggi masuk ke Konsulat, ia diberikan sebuah dokumen untuk ditandatangani tetapi ia menolaknya. Kemudian dia dibunuh.
"Saya masih ingin berharap dan berharap bahwa ia akan hidup dan sebagainya," Kislakci mengatakan kepada ABC News.
New York Times melaporkan bahwa pihak berwenang Turki mengatakan rekaman audio menunjukkan Khashoggi kemudian dipenggal dan dipotong-potong (mutilasi).
Kislakci mengatakan ia tidak ingin tahu detail yang mengerikan itu. Tapi dia percaya banyak hal dari apa yang telah dilaporkan itu.