Piala Dunia 2018: Apakah Rusia pemenang sebenarnya?
Piala Dunia 2018 adalah keberhasilan Putin dalam membangun citra mentereng terhadap pemerintahannya, tetapi ini bukanlah kisah seutuhnya.
Tetapi perjalanan singkat ke dunia Oz ini tidak cukup untuk membentuk gambaran lengkap akan Rusia-nya Vladimir Putin. Petugas kepolisian mungkin tersenyum sekarang. Tetapi mereka tidak tersenyum pada Mei lalu ketika mereka membubarkan protes anti-Putin di alun-alun Pushkin.

Piala Dunia yang sukses tidak mengubah tren: dalam beberapa tahun terakhir demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan berbicara di Rusia telah diserang.
Rusia yang semakin ganas mencaplok Krimea dan telah melakukan intervensi militer di timur Ukraina. Rusia dituduh menyerang dunia maya, ikut campur dalam pemilihan barat dan melakukan serangan gas saraf Novichok di Salisbury.
Semua hal yang disangkal pihak berwajib di sini, dan diacuhkan sebagai fobia terhadap Rusia belaka.
Moskow juga membantah hubungan atas kematian Dawn Sturgess, yang baru-baru ini terkena racun saraf Novichok di Amesbury, Inggris. Dalam peliputan mereka, media negara di sini menyatakan bahwa Inggris telah menggunakan insiden itu untuk merusak citra Piala Dunia Rusia.
Adapun bagi pejabat Rusia, mereka menggunakan pujian dari para penggemar sepak bola asing untuk mencoba mendiskreditkan tuduhan terhadap negara mereka.

"Masalah dengan citra Rusia tidak diciptakan oleh Rusia," kata Konstantin Kosachev, yang memimpin komite urusan luar negeri di majelis tinggi parlemen Rusia.
"Itu dibuat oleh negara-negara seperti Inggris, menyebarkan informasi palsu tentang Rusia."
"Mereka gagal. Kami senang banyak orang Inggris dan negara-negara lain yang memiliki kesempatan untuk tidak menonton siaran BBC yang memberitakan tentang Rusia. Tetapi melihat Rusia sebenarnya dengan mata kepala mereka sendiri."
"Tetapi kami juga melaporkan banyak hal positif tentang Rusia," kata saya. "Saya tidak tahu, saya tidak mengikuti BBC, sayangnya," aku Kosachev.

Ketika Piala Dunia berakhir, tantangan bagi Kremlin adalah mengubah kesuksesan kehumasan (public relations) jangka pendek menjadi keuntungan diplomatik jangka panjang.
Banyak yang akan bergantung pada permainan geopolitik yang lebih luas yang dimainkan Rusia saat ini. Dan di sini juga, tampaknya, Presiden Putin menang.
Pada hari Senin (16/07) dia bertemu Donald Trump untuk KTT di Helsinki: dengan Rusia di bawah sanksi barat, itu adalah kudeta diplomatik untuk Moskow.
"Kami tampaknya menang di mana-mana," seperti yang diyakini mantan penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Sergei Karaganov.