Final Piala dunia 2018: Kroasia ambisi cetak sejarah, Prancis sembuhkan luka
Kroasia bertekad memenangkan tropi internasional pertamanya di stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/07) malam WIB, sementara calon lawannya,
Kroasia bertekad memenangkan tropi internasional pertamanya di stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/07) malam WIB, sementara calon lawannya, Prancis, berambisi menambah gelar juara dunia keduanya.
Didier Deschamps, yang melatih timnas Prancis, berambisi menjadi orang ketiga yang berhasil mengangkat piala itu sebagai pemain dan pelatih.


Rekannya, Zlatko Dalic, yang baru dipercaya melatih Kroasia semenjak sembilan bulan lalu, kemenangan tim Kroasia dalam final nanti bisa jadi merupakan hadiah terbesar bagi dirinya dan sepak bola negerinya.
- Piala Dunia 2018: Apakah Rusia pemenang sebenarnya?
- Piala Dunia 2018: Lima hal yang mungkin tidak Anda ketahui tentang Kroasia
- Pertama lolos ke final Piala Dunia, Kroasia akan menantang Prancis
Dengan populasi penduduknya yang hanya 4,17 juta jiwa, Anda mungkin mengira Kroasia merupakan negara terkecil yang berhasil mencapai final Piala Dunia.
Tapi, sebetulnya, predikat itu sudah disandang oleh Uruguay, yang pernah menjuarai turnamen ini pada kejuaraan pertamanya pada 1930, karena jumlah penduduknya sekitar 1,7 juta jiwa.

Bagaimanapun, Kroasia yang saat ini berada di peringkat ke-20 dunia, merupakan tim dengan peringkat terendah yang berhasil mencapai final Piala Dunia, yang juga pernah dilakukan oleh 13 negara lainnya dengan status yang sama.
Dan langkah Kroasia yang saat ini berhasil menembus partai final, tentu saja memperbaiki capaian mereka 20 tahun silam, ketika permainan brilian mereka terhenti di semi final... dikalahkan Prancis yang akhirnya juara.

Itulah sebabnya, ketika Luka Modric dkk menghancurkan impian Inggris di semi final, rakyat negara itu larut dalam kegembiraan luar biasa.
"Impian kami tercapai! Kroasia akhirnya mencapai final Piala Dunia," tulis surat kabar olah raga terbitan Zagreb, Sportske Novosti, yang menyebut Zlatko Dalic "sebagai legenda baru" setelah melampaui pencapaian tim 1998.

"Satu langkah lagi, kami menjadi juara! Demikian judul utama surat kabar terkemuka Kroasia, Jutarnji List.
Adapun Davor Kovacevic, seorang jurnalis situs Sportarena, menulis: "Permainan kami dianggap membosankan. Siapa peduli? Yang penting kami menang, itulah yang penting."
Tekad Prancis: 'Menyembuhkan bekas luka 2016'
Dua tahun lalu, Prancis melaju ke final saat Piala Eropa di gelar di kandang mereka, tetapi mereka gagal setelah dijungkalkan Portugal di partai final, walaupun mereka difavoritkan.

Kenangan akan kekalahan itu mendorong Pogba dan kawan-kawan - juga negara Prancis - untuk menuntaskan final ini lebih baik.
Surat kabar SudOuest menganggap final hari Minggu ini merupakan kesempatan untuk menyembuhkan "bekas luka" dua tahun lalu.
