Selasa, 7 Oktober 2025

Optimisme Bawa Donald Trump Tiba Di Singapura

Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump tiba di Singapura, Minggu (10/6/2018) malam.

Editor: Adi Suhendi
(Channel News Asia)
Trump mendarat di Lapangan terbang Paya Lebar,Singapura pada Minggu (10/6/2018) malam, dengan menumpang Air Force One dari KTT G7 di Kanada. (Channel News Asia) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump tiba di Singapura, Minggu (10/6/2018) malam.

Trump mendarat di Singapura, dua hari sebelum pertemuan puncak bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kedua pemimpin dijadwalkan bertemu, Selasa (12/6/2018) di Capella Hotel di Pulau Sentosa.

Baca: KTT Kim-Trump: Pemimpin Korea Utara telah tiba di Singapura

Dalam pertemuan tersebut akan dilakukan pembicaraan tentang denulirisasi Korea Utara, bantuan ekonomi, dan jaminan keamanan.

Trump mendarat di Lapangan terbang Paya Lebar dengan menumpang Air Force One dari KTT G7 di Kanada.

Saat menginjakkan kakinya di Singapura, Trump diterima Menteri luar negeri Singapura Vivian Balakrishnan.

Dalam postingannya di Twitter selama penerbangannya, Trump optimis bahwa pertemuan puncak dan bersejarah dirinya dengan pemimpin Korea Utara akan berlangsung sukses.

"Saya berada dalam perjalanan ke Singapura yang mana kita memiliki kesempatan untuk mencapai hasil yang benar-benar indah untuk Korea Utara dan dunia." Demikian potongan kicauan Trump di akun Twitternya, Minggu (10/6/2018).

Dalam akun twitternya ia melanjutkan menulis.

Baca: Singapura Habiskan Rp 278 Miliar Untuk Pertemuan Trump dan Kim Jong Un

"Ini pasti akan menjadi hari yang menyenangkan dan aku tahu bahwa Kim Jong-un akan bekerja sangat keras untuk melakukan sesuatu yang jarang dilakukan sebelumnya... Menciptakan perdamaian dan kemakmuran untuk dunia. Saya berharap akan bertemu dengannya dan memiliki perasaan bahwa kesempatan kali ini akan tidak sia-sia!" tambah dia.

Kepada wartawan di Kanada, Presiden AS menyampaikan keyakinannya tentang pertemuan puncak dirinya dengan Kim pada Selasa mendatang.

"...Aku benar-benar merasa percaya diri," kata Trump.

"Saya merasa bahwa Kim Jong Un ingin melakukan sesuatu yang besar bagi warganya dan ia memiliki kesempatan... Itu adalah satu kali tembakan," lanjutnya.

"Saya sedang dalam sebuah misi perdamaian dan kita akan membawa hati jutaan orang dari semua negeri," katanya.

"Kita harus denuklirisasi, kita harus mendapatkan sesuatu yang baik untuk masa depan," tambah dia.

Pertemuan antara Kim dan Trump akan menandai perubahan haluan hubungan antara kedua pemimpin setelah sempat berjalan lama dalam amarah, ancaman dan penghinaan.

Sejauh agenda yang telah berlangsung adalah pertemuan 'pemanasan' antara Kim Jong Un dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana kepresidenan, Minggu (10/6/2018).

Pertemuan ini berlangsung dua hari sebelum pertemuan puncak yang direncanakan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Baca: Presiden Trump Dijadwalkan Tiba Minggu Malam di Singapura

"Seluruh dunia terfokus pada pertemuan bersejarah antara Korea Utara dan AS, berkat upaya tulus Anda... kami mampu menyelesaikan persiapan untuk pertemuan bersejarah ini. Dan saya ingin mengucapkan terima kasih untuk itu," ucap Kim, berbicara melalui seorang juru bahasa kepada PM Lee.

"Saya memiliki harapan bahwa pertemuan puncak ini akan sangat berhasil," lanjutnya.

Pertemuan berlangsung kurang dari empat jam setelah Kim mendarat di Bandara Changi, Singapura.

Saat tiba di Singapura, Kim disambut Menteri luar negeri Vivian Balakrishnan dan Menteri pendidikan Menteri Ong Ye Kung.

Iring-iringan mobil Kim meninggalkan Bandara Changi disertai dengan polisi lalu lintas yang mendampingi menuju St Regis Hotel, tempat dirinya menginap di Singapura.

Sedangkan Trump akan mengingap di Shangri-La Hotel, yang juga di daerah Tanglin, di pusat kota Singapura.

Kedua pemimpin akan bertemu, Selasa (12/6/2018) di Capella Hotel di Pulau Sentosa.

Untuk itu pula keamanan di Pulau Sentosa dan daerah Tanglin diperketat.

Pekan lalu, pemerintah Singapura juga memperingatkan wisatawan yang tiba dan berangkat dari Singapura untuk melakukan penundaan penerbangan.

Karena wilayah udara Singapura akan dibatasi dari Minggu hingga Kamis (14/6/2018).

Lebih dari 2.500 wartawan telah berada di Singapura untuk meliput acara bersejarah tersebut.

Diberitakan Kim telah tiba di Bandara Changi, Singapura, pada Minggu (10/6/2018).

Kim disambut oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balaskrishnan dan dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (12/6/2018).

Menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar 24, Kim Jong Un dengan menumpang pesawat Boeing 747 milik maskapai Air China.

Air China dengan nomor penerbangan CA61 tersebut mendarat di Bandara Changi pada pukul 14.40 waktu setempat.

Data situs tersebut menunjukkan, tidak ada pesawat sipil yang terbang berdekatan dengan pesawat yang membawa Kim, meski melewati wilayah udara yang sibuk.

Kim terlihat ditemani oleh Kepala Intelijen Korea Utara Kim Yong Chol, yang pada awal bulan ini bertemu dengan Trump untuk menyampaikan surat dari Kim.

Setelah mendarat, iring-iringan mobil limusin Mercedes Benz, mobil polisi, dan lainnya, dengan total lebih dari 20 kendaraan terpantau berjalan sekitar pukul 15.05.

Konvoi kendaraan tersebut diyakini menuju hotel St Regis di Orchard Road, pusat kota di Singapura.

Hotel itu merupakan lokasi Kim dan delegasinya akan menginap.

Pihak berwenang memberlakukan pengamanan ketat di sekitar lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong Un, termasuk dengan memasang pot tanaman tambahan di luar lokasi penginapan Kim untuk menghalangi pandangan wartawan.

Kim akan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada hari ini, sementara Trump masih dalam perjalanan menuju Singapura dengan menggunakan Air Force One setelah meninggalkan KTT G7 lebih awal.

Trump diperkirakan tiba di Pangkalan AU Singapura Paya Lebar pada Minggu malam sekitar pukul 20.35 dan langsung menuju ke Hotel Shangri-La.

"Saya rasa Kim Jong Un ingin melakukan hal hebat untuk rakyatnya. Dia punya kesempatan itu, dan dia tidak akan pernah dapat kesempatan itu lagi," ucapnya, sebelum meninggalkan KTT G7. (Channel News Asia/AFP,South China Morning Post)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved