Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemilu Malaysia: Apa makna kemenangan Mahathir dan oposisi?

Mahathir Mohamad, yang berusia 92 tahun, telah memimpin koalisi oposisi meraih hasil pemilihan umum paling luar biasa dalam sejarah Malaysia

Mahathir Mohamad, yang berusia 92 tahun, telah memimpin koalisi oposisi meraih hasil pemilihan umum paling luar biasa dalam sejarah Malaysia . Apa maknanya?

Kemenangan perdana oposisi

Sejak menjadi negara pada 1957, Malaysia dipimpin oleh koalisi partai yang sama, yaitu Barisan Nasional.

Meski popularitasnya merosot, Barisan Nasional yang dinakhodai Perdana Menteri Najib Razak diyakini banyak pihak bakal kembali menang.

Namun, hasil resmi menunjukkan bahwa perolehan suara Barisan Nasional tidak cukup untuk menjadi pemenang. Hasil ini mengejutkan semua pengamat.

Malaysian PM Najib Razak
AFP
Najib Razak selalu membantah terlibat dalam dugaan skandal korupsi.

Mengapa Barisan Nasional kalah?

Sebagian besar karena faktor ekonomi. Biaya hidup sehari-hari telah melesat dan pemerintah justru menerapkan pajak barang dan jasa yang baru.

Faktor lainnya yang berkontribusi pada kekalahan koalisi berkuasa adalah korupsi. Najib Razak menggagas pembentukan 1MDB, dana umum untuk mendorong ekonomi nasional.

Akan tetapi, dana itu kemudian diduga digunakan untuk membiayai gaya hidup sejumlah orang, termasuk pejabat negara.

Pada Juli 2015, Jaksa Agung Malaysia kala itu, Abdul Gani Patail, mengaitkan sumbangan sebesar US$681 juta (setara hampir Rp10 triliun) yang diterima Najib melalui rekening pribadinya dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga yang bersangkut paut dengan 1MDB.

Najib membantah telah terlibat korupsi, namun 1MDB masih diselidiki beberapa negara, termasuk AS, sehingga reputasi Malaysia tercemar akibat skandal tersebut.

malaysia
EPA
Mahathir Mohamad diapit sejumlah petinggi partai koalisi Pakatan Harapan.

Mahathir Mohamad kembali ke pentas

Dua tahun lalu, pria yang memimpin Malaysia pada 1981-2003 ini mengaku "malu" dengan tuduhan korupsi yang melanda pemerintah sehingga dia meninggalkan Barisan Nasional dan bergabung dengan kubu oposisi Pakatan Harapan.

Kemudian, pada Januari lalu, dia menegaskan akan menantang Najib—mantan anak didiknya—pada pemilihan umum. Saat itu dia mengatakan bahwa dirinya yakin menang "kecuali Najib curang".

Dan, saat pemilu berlangsung, ada banyak tuduhan kecurangan. Sejumlah orang mengaku tidak mendapat kertas suara dan pemerintah menata ulang sejumlah wilayah pemilihan sedemikian rupa sehingga, menurut beberapa pengamat, hal itu akan membantu mereka meraih kemenangan.

Pemerintah juga memberlakukan aturan yang membuat warga Malaysia bisa dipenjara apabila membagikan "berita bohong".

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved