Taliban Klaim Dalang Penyerangan Hotel di Kabul
Kelompok Taliban mengkaku sebagai dalang penyerangan Intercontinental Hotel di Kabul, Sabtu (20/1/2018) malam.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Kelompok Taliban mengkaku sebagai dalang penyerangan Intercontinental Hotel di Kabul, Sabtu (20/1/2018) malam.
Penyerangan terjadi beberapa hari setelah peringatan dari Kedubes AS tentang kemungkinan ancaman terhadap Hotel.
Baca: Polisi Bersenjata Tangkap Pilot Mabuk Sesaat Sebelum Pesawat Lepas Landas
Lebih dari 100 orang, termasuk setidaknya 16 warga asing, berhasil diselamatkan, demikian disampaikan Najib Denmark, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan.
Ketika kejadian berlangsung terlihat para penghuni hotel berlarian menyelamatkan diri.
Ada menggunakan sprei diikat bersama-sama untuk turun dari lantai atas hotel.
Sementara yang lain berhasil diselamatkan pasukan khusus Afghanistan.
Baca: Helikopter Serang Apache Amerika Serikat Jatuh Saat Latihan, Pilot dan Co-Pilot Tewas
Empat penyerang ditemukan tewas dalam baku tembak dengan pasukan khusus.
Empat orang anggota kelompok bersenjata itu menyerang hotel Sabtu malam dan memicu baku tembak dengan pasukan keamanan.
Abdul Rahman Naseri, seorang tamu hotel, mengatakan kepada Reuters dia sedang berada di aula Hotel ketika kelompok bersenjata masuk mengenakan seragam tentara.
"Mereka berteriak di Pashto, ' jangan biarkan mereka hidup, baik atau buruk. Tembak dan bunuh mereka semua,' salah satu dari mereka berteriak,'' Naseri berkisah.
Baca: PDIP: LGBT dan Perkawinan Sejenis Tak Mungkin Dilegalkan Dalam Undang-Undang
"Aku berlari ke kamar di lantai dua. Saya membuka jendela dan mencoba untuk keluar menggunakan pohon tapi cabangnya patah dan saya jatuh ke tanah. Aku merasakan sakit di punggung saya dan patah kaki.''
Beberapa kendaraan lapis baja militer AS dengan senapan mesin berat, serta pasukan khusus Afghanistan, terlihat dekat hotel, Reuters melaporkan.
Dilaporkan setidaknya lima warga sipil tewas dan enam orang lainnya terluka dalam serangan tersebut. (AP/Reuters/Fox News)