Kisah 'Cem-ceman' Fidel Castro Yang Disebut Selamatkan Dunia Dari Perang Dunia III
Rasa ketakutan agen CIA itu ternyata tidak beralasan. Keadaan Hilton masih sama kacaunya seperti waktu ia tinggal di situ.
Dalam kamarnya dokumen-dokumen berserakan. Kontrak-kontrak ditaruh di lantai, laporan dinas rahasia di bak cuci dan akta-akta di almari pakaian.
Di antaranya masih ada uang, pistol dan rencana-rencana.
"Saya mengambil kertas-kertas yang rasanya penting. Lalu saya berikan kepada Fiorini. Saya memang ketakutan setengah mati, tetapi Fidel rupanya tidak merasa kehilangan apa-apa."
Disembunyikan di Miami
Fase pertama mata-mata itu berakhir ketika Marita sakit hebat, dan tidak tahan tinggal dalam kamar Castro lagi.
Fiorini-lah yang mengantarnya ke pesawat terbang untuk kembali ke New York.
Marita Lorenz telah bekerja dengan baik, tetapi masih belum berhasil menemukan naskah yang penting.
Apakah ia berani kembali ke Havanna lagi. Apakah Castro tidak akan membalas dendam, karena ia melarikan diri. Namun CIA tidak terburu-buru.
Berminggu-minggu lamanya bekas pacar Castro itu disembunyikan di hotel kecil di Miami sambil menunggu tugas baru.
Ketika ada berita bahwa Castro pergi ke ujung paling Barat Kuba, dinas rahasia mulai beraksi.
Marita Lorenz memesan ticket ke Havanna, naik "Cubana". Tanpa banyak kesulitan ia lewat pabean, dan sebagai turis Amerika ia tinggal dalam hotel yang terpencil.
Waktu itu orang Amerika masih disambut baik, jadi kehadirannya tidak menyolok. Karena itu tidak ada orang yang memeriksa tasnya di mana seragam letnannya dulu masih ada di samping pistol yang terisi.
Demikian cerita Marita yang kini menjadi isteri kepala rumah tangga sebuah kantor PBB di sungai Hudson, New York.
Hampir 15 tahun ia tutup mulut. Baru setelah kelalaian CIA dan penyelidikan intensif oleh harian New Yorl Daily News, ia mau berbicara.
Tugas yang dibebankan Fiorini kepada Marita tahun 1960 memang agak berat.