Rencana Denominasi Indonesia terhadap Rupiah Mulai Dipertanyakan Koran Jepang
Kemudian koran tersebut membandingkan dengan pembelian makanan satu mangkok nasi beef (beef bowl).
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Denominasi mata uang Rupiah mulai dipertanyakan koran Jepang Yomiuri kemarin (17/7/2017).
"Di Indonesia, dengan tanah yang luas dan populasi terbesar di Asia Tenggara, implementasi denominasi, mengubah nilai rupiah ke nilai rupiah yang baru, tampaknya sedang dalam studi kelayakan saat ini," tulis koran tersebut.
Mendevaluasi mata uang rupiah 1/1000, menggantikan "1000 Rupiah" sebagai "1 Rupiah Baru" dalam pertukaran lembaran mata uang dan koin tampaknya menjadi perhatian serius banyak kalangan di Jepang.
"Bahkan dalam belanja hari per harinya menjadi tidak nyaman karena puluhan ribu rupiah pembayaran. Meskipun demikian pengaruh dari bagi kehidupan sehari-hari memang sangat besar."
Bahkan, tekan koran itu lagi, "Banyak perusahaan Jepang yang melakukan bisnisnya di Indonesia kini juga memiliki perhatian besar mengenai rencana denominasi tersebut."
Kejatuhan nilai Rupiah dalam krisis finansial Asia tahun 1990-an di masa lalu dan terus masih mengalami perlambatan hingga kini, tampaknya menjadi perhatian banyak kalangan pengusaha Jepang.
"Akhir-akhir ini nilai 1 rupiah diperdagangkan senilai kira-kira 0,0084 yen.
Kemudian koran tersebut membandingkan dengan pembelian makanan satu mangkok nasi beef (beef bowl).
Harga satu mangkok nasi beef sekitar 300,000 rupiah (sekitar 300 yen). Lalu harga jutaan rupiah (puluhan ribu yen) untuk membeli ponsel (smartphone).
"Kemudian harga sewa rumah atau satu kamar di Jakarta mencapai 100 juta rupiah (840.000 yen) per tahun," tulisnya lagi.
Berarti sekitar 70.000 yen per bulan.
Sebagai perbandingkan di Tokyo saat ini dari pengamatan Tribunnews.com harga sewa satu kamar di Tokyo per bulan bisa diperoleh dengan harga sekitar 50.000 yen -70.000 yen.
Demikian pula makan satu mangkok nasi beef sekitar 300 yen pula.
Dengan produk domestik kotor Indonesia dan Jepang jauh berbeda puluhan kali lipat, harga-harga di Jakarta yang sama dengan harga di Jepang, secara matematika mungkin bisa dikatakan sangat mahal tentunya.