Selasa, 7 Oktober 2025

Hiari Semut Mematikan dari Amerika Latin Mulai Memasuki Jepang

Hiari (Solenopsis invicta) semut mematikan dari Amerika Latin 30 Juni 2017 memasuki Jepang lewat pelabuhan kargo barang-barang di Osaka.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Semut mematikan sangat berbahaya, Hiari (Solenopsis invicta) memasuki Jepang sejak 30 Juni 2017 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hiari (Solenopsis invicta) semut mematikan dari Amerika Latin 30 Juni 2017 memasuki Jepang lewat pelabuhan kargo barang-barang di Osaka.

"Pihak otoritas pelabuhan dan pemerintah Jepang keseluruhan kini dalam siaga satu menghadapi semut mematikan ini, sehingga melakukan kerja sama dengan semua pihak untuk mencari dan menghancurkan di mana pun berada di Jepang," kata sumber Tribunnews.com dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, Rabu (5/7/2017).

Pada tanggal 5 Juli 2017 semut mematikan ini telah ditemukan di Pelabuhan Nagoya, Osaka, dan Kobe. Bahkan bukan tidak mungkin telah lari pula ke pelabuhan laut Yokohama.

Penemuan pertama di Nanko Osaka daerah Suminoe-ku, semut Hiari mematikan ini khususnya ratunya, telah ditemukan mati di sana di tengah kerumunan semut yang lain.

Sejak penemuan ratu semut mematikan tersebut 5 Juli lalu juga telah dilakukan pertemuan lengkap bukan hanya pihak otoritas pelabuhan dan berbagai kementerian, juga terkait pendidikan juga ikut rapat.

Pihak sekolah harus hati-hati menjaga muridnya terhadap jenis semut mematikan ini.

Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan agar dapat menanggapi secara cepat (pengobatan) apabila ada manusia yang disengat semut mematikan ini.

Semut warna merah dan kehitaman ini menyengat penduduk Amerika Serikat lebih dari 14 juta orang per tahun.

Komponen racun semut ini 95 persen adalah alkaloid piperidin yang tidak larut dalam air.

Korban mengalami pembakaran dan pembengkakan yang intens, diikuti oleh pembentukan pustula steril, yang mungkin akan berlangsung selama beberapa hari.

Namun 0,6 persen sampai 6,0 persen orang mungkin menderita anafilaksis, yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati.

Gejala umum meliputi pusing, nyeri dada, mual, berkeringat parah, tekanan darah rendah, hilang nafas, dan ucapan yang tidak jelas.

Lebih dari 80 kematian manusia telah dicatat dari serangan semut api merah ini.

Semut ini dipandang sebagai hama yang terkenal, menyebabkan miliaran dolar dalam kerusakan setiap tahunnya dan berdampak pada margasatwa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved