6 Orang Tewas dan 8 Orang Terluka Dalam Insiden Penembakan di Masjid Quebec
Dia mengatakan satu orang berhasil ditangkap saat kejadian terjadi dan yang lain dekat di d'Orleans.
TRIBUNNEWS.COM, QUEBEC CITY - Aparat Kepolisian Quebec meyebutkan enam orang tewas dan delapan luka-luka dalam insiden penembakan di masjid, di Kanada.
Juru bicara polisi provinsi Quebec, Christine Coulombe mengatakan beberapa orang terluka parah atau kritis.
Sedangkan korban tewas diperkirakan berusia 35-70 tahun.
Diperkirakan tiga puluh sembilan orang berada dalam masjid pada saat serangan. Dua orang telah ditahan.
Dia mengatakan satu orang berhasil ditangkap saat kejadian terjadi dan yang lain dekat di d'Orleans.
Sementara itu Perdana Menteri Kanada menyebut insiden penembakan di sebuah masjid di Kanada sebagai serangan teroris.
Aksi penembakan terjadi di Quebec City, Kanada, Minggu (29/1/2017) waktu setempat, menyasar sebuah masjid.
Sebanyak lima orang tewas akibat insiden penembakan yang terjadi saat ibadah salat maghrib sedang dilaksanakan di masjid tersebut.
Juru bicara kepolisian mengatakan dua orang telah ditangkap atas insiden tersebut dan masih ada seorang lagi buron.
Penembakan dilakukan oleh seorang dari dua orang yang ditangkap tersebut, yang membawa sebuah senapan AK-47.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kemudian menyampaikan amarahnya atas insiden tersebut, yang disebutnya sebagai "serangan teroris".
"Kanada mengecam serangan teroris yang menargetkan muslim di tempat ibadah dan tempat berlindung mereka," sebut Justin Trudeau.
"Keberagaman adalah kekuatan kita dan toleransi terhadap umat beragama adalah nilai yang kita pegang teguh sebagai warga Kanada," katanya lagi.
Ia juga menambahkan otoritas setempat sedang melakukan investigasi atas kejadian itu dan detail lain soal itu nantinya akan diinformasikan.
Saat itu, sekitar 40 orang sedang berada di masjid dua lantai yang kerap disebut sebagai Masjid Agung Quebec itu.
Aksi solidaritas bagi muslim Kanada kemudian berdatangan dari warga setempat, didukung pejabat-pejabat daerah Quebec. (AP/The Guardian/Reuters)