Minggu, 5 Oktober 2025

Ekstremis Jaish al-Fatah di Balik Penembakan Dubes Rusia di Ankara

Mevlut Mert Altintas, penembak Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, terafiliasi dengan koalisi bersenjata Jaish al-Fatah.

Penulis: Y Gustaman
Aljazeera/AP/Burhan Ozbilici
Pelaku penembakan Duta Besar Rusia untuk Turki di Ankara, Turki, Senin (19/12/2016). (Aljazeera/AP/Burhan Ozbilici) 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Mevlut Mert Altintas, penembak Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, terafiliasi dengan koalisi bersenjata Jaish al-Fatah.

Jaish al-Fatah termasuk kelompok ekstremis Jabhat Fateh Al-Sham yang dulu dikenal sebagai Jabhat al-Nusra. Mereka mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Andrey seperti dikutip Tass.com dari Al-Youm Al-Sabea, Rabu (21/12/2016).

Laman media ini menampilkan salinan berisi pernyataan aliansi kelompok ekstremis yang menyebutkan keterlibatan mereka atas pembunuhan Andrey.

Saat kejadian Andrey menghadiri prosesi pembukaan pameran foto yang ditujukan untuk Rusia dan berlangsung di Pusat Seni Kontemporer di Ankara pada Senin (19/12/2016) malam waktu setempat.

Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memastikan Moskow harus mengetahui pasti otak di balik pembunuhan Andrey yang oleh koleganya disebut memiliki sumbangsih besar untuk Rusia.

Dalam pertemuan di Kremlin itu turut dihadiri Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Aleksandr Bortnikov, dan Direktur Dinas Intelijen Luar Negeri Sergey Naryshkin.

"Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus pidana atas pembunuhan ini. Komite telah diperintahkan untuk mendirikan kelompok kerja gabungan dan pergi ke Ankara untuk turut menyelidiki kejahatan ini bersama-sama dengan mitra Turki kami," kata Putin.

Menurut Putin, kesepakatan ini dicapai selama percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan seperti dilansir RBTH Indonesia.

"Kami harus mengetahui siapa yang berada di balik pembunuhan ini," kata Putin menekankan.

Putin telah menyerukan untuk meningkatkan keamanan terhadap seluruh diplomat Rusia di Turki. Ia menekankan Rusia membutuhkan "jaminan dari pihak Turki untuk mengamankan badan-badan diplomatik Rusia di bawah konvensi Wina terkait hubungan diplomatik."

Presiden Rusia menuntut peserta dalam pertemuan malam itu untuk "membuat proposal yang terkoordinasi untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan terhadap diplomat Rusia di luar negeri." (RBTH/TASS)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved