Presiden Korea Selatan Minta Pejabatnya Siaga Hadapi Aksi Provokasi Nuklir Korea Utara
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye meminta para pejabatnya untuk selalu siaga terhadap Korea Utara.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye meminta para pejabatnya untuk selalu siaga terhadap Korea Utara.
Menurutnya, Korea Utara dapat kapan saja membuat aksi provokatif melalui program nuklirnya.
Dalam sebuah pertemuan kabinet, Selasa (11/10/2016), Park mengatakan negaranya dengan Amerika Serikat memantau ketat langkah-langkah Korea Utara.
Ia mengatakan ada beberapa tanda provokasi militer saat peringatan hari terbentuknya Partai Pekerja yang berkuasa.
Ia menambahkan Korea Selatan akan terus bekerja sama dengan sejumlah negara untuk memberikan sanksi dan tekanan terhadap Korea Utara.
Merujuk pada permintaan partai-partai oposisi untuk berdialog dengan Pyongyang, Park mengatakan hal itu akan memengaruhi keamanan warga Korea Selatan.
serta memberikan kesempatan Korea Utara untuk mengulur waktu.
Park mengatakan penting untuk membantu warga Korea Utara memahami hubungan antara kemiskinan yang mereka alami dengan biaya program nuklir dan rudal Pyongyang yang sangat besar.
Park menginstruksikan para pejabatnya untuk membangun kapabilitas yang mumpuni guna mengakomodasi para pembelot Korea Utara.
Para pengamat mengatakan Park membuat kebijakannya sangat jelas guna mengguncang kepemimpinan Korea Utara dengan mendorong lebih banyak warga Korea Utara melarikan diri dari negara tersebut.
Sementara itu Dubes AS untuk PBB Samantha Power berada di Korea Selatan disaat meningkatnya kekhawatiran program nuklir Korea Utara dan semakin canggihnya rudal negara itu.
Samantha Power mengunjungi Zona Demiliterisasi Korea Selatan, Minggu (9/10/2016) dan melihat langsung garis yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.
Kunjungan dilakukan Samatha Poower disaat hasil analisis gambar-gambar satelit menunjukkan Korea Utara dalam waktu dekat mungkin akan menguji rudal balistik antar-benua.
Dalam jumpa pers di Seoul, Power mengatakan, Amerika akan menggunakan segala cara untuk mengisolasi rezim Korea Utara.
"Kami bertekad menggunakan alat apa saja yang kami miliki untuk menghadapi ancaman serius ini, termasuk tekanan diplomatik yang kami mobilisasi dari seluruh dunia guna meyakinkan negara-negara lain supaya mengisolasi rezim itu," ujar Samantha.
Samantha Power bertemu Perdana Menteri Korea Selatan Hwang Kyo-ahn untuk membahas program nuklir Korea Utara.
Ia menekankan hubungan dekat antara Amerika dan sekutunya di semenanjung Korea.
"Dibandingkan kalian, secara geografis Amerika mungkin lebih jauh dari Korea Utara, tetapi kami menganggap ancaman negara itu sama seriusnya dengan Anda," katanya.
"Kami memahami bahwa ini bukan hanya ancaman bagi Amerika dan Republik Korea, tetapi juga bagi tatanan internasional kita," tambahnya.
Amerika dan Korea Selatan mendesak pemerintah di seluruh dunia agar bertindak melawan Korea Utara.
Laporan-laporan menyebutkan mereka memberikan tekanan agar Korea Utara menghentikan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri untuk menggalang uang bagi rezim tersebut.
Ada juga seruan agar Dewan Keamanan PBB menerapkan sanksi yang lebih keras setelah Korea Utara bulan lalu melanggar sanksi PBB dengan menguji-coba nuklir ke lima. (NHK/VOA Indonesia)