Setahun Yakuza Pecah, 86 Bentrokan Terjadi di Jepang
Hari ini tepat setahun yang lalu, ketegangan terjadi di markas kelompok mafia Jepang (yakuza) terbesar, Yamaguchigumi di Kobe Perfektur Hyogo Jepang.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumat (26/82016) hari ini tepat setahun yang lalu, ketegangan terjadi di markas kelompok mafia Jepang (yakuza) terbesar, Yamaguchigumi di Kobe Perfektur Hyogo Jepang.
Para bos yakuza berkumpul membicarakan pemecatan beberapa kelompok yakuza yang tergabung di dalam Yamaguchigumi.
"Mulai pagi sampai malam setahun lalu tanggal 26 Agustus suasananya cukup tegang karena ada upaya keras memecat beberapa pimpinan kelompok yang tergabung di dalam Yamaguchigumi," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (26/8/2016).
Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Keributan internal muncul karena beberapa kelompok itu (akhirnya 13 kelompok dikeluarkan 27 Agustus 2015) ngotot tidak mau membayar uang iuran (jonokin) yang mahal kepada Shinobu Tsukasa, bos Yamaguchigumi.
Namun beberapa orang lain melihat agar Tsukasa mempertimbangkan dulu hal tersebut daripada terjadi perpecahan.
Sifat yang keras Tsukasa tidak dapat dihindarkan lagi, akhirnya diputuskan untuk mengeluarkan surat pemecatan (zetsuen) untuk 13 kelompok termasuk Yamaken-gumi kelompok terbesar di dalam Yamaguchigumi yang dipimpin Kunio Inoue.
Mereka (13 kelompok) tanggal 27 Agustus dipecat dan pada hari yang sama mengumumkan pembentukan Kobe Yamaguchigumi (KY) dengan logo yang sama persis tak ada perubahan dengan Yamaguchigumi.
Sejak saat itu sampai dengan kini telah muncul 86 bentrokan di 17 perfektur di Jepang dan 970 orang sedikitnya telah ditangkap oleh polisi akibat keributan "perang kecil" kedua kelompok tersebut.
Namun yang lebih menarik lagi, akhirnya April 2016 polisi mengesahkan dan mengakui keberadaan kelompok baru KY tersebut sebagai kelompok Yakuza yang ke-22 besar.
Sebelumnya polisi hanya menganggap sebagai perpecahan internal Yamaguchigumi saja, belum mengakui KY sebagai satu kelompok baru.
"Konfrontasi perselisihan antar geng jelas membahayakan kehidupan masyarakat dan oleh karenanya harus dilakukan tindakan keras dengan penangkapan segera semua unsur yang berselisih itu, menumpas semua bentuk kejahatan serta memperkuat posisi-polisi di tengah masyarakat," ujar Komisaris Jenderal Polisi Jepang ke-26, Masayoshi Sakaguchi (58), top bos polisi Jepang sejak 2 Agustus 2016 kepada para pimpinan polisi lainnya.
Keributan antargeng tersebut selain pemukulan, juga membenturkan kendaraan bermotor ke rumah atau properti lawannya sehingga tembok atau pagar rusak.
Bukan hanya itu, dilakukan juga penembakan di beberapa tempat bahkan mengakibatkan meninggal salah satu pimpinan Ikeda gumi, Tadashi Takagi (55) yang berafiliasi ke KY, di Okayama, tanggal 31 Mei 2016.
Dia ditembak oleh Hitman, petugas khusus yakuza yang digunakan untuk menembak lawannya.