Senin, 29 September 2025

Uni Eropa Tawarkan Bantuan Kepada Afrika Hambat Aliran Imigran

Demi mengatasi masalah imigrasi ilegal yang marak di Eropa di tengah isu banjirnya pengungsi, Uni Eropa menawarkan bantuan pada pemerintah Afrika

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Adi Suhendi
(Japan Times/AFP/Jiji)
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk (kiri) tiba di Gedung Parlemen Valletta, Malta, Selasa (10/11/2015), pada malam sebelum digelarnya Pertemuan UE - Afrika pada Rabu (11/11/2015). 

TRIBUNNEWS.COM, VALETTA - Demi mengatasi masalah imigrasi ilegal yang marak di Eropa di tengah isu banjirnya pengungsi, Uni Eropa menawarkan bantuan pada pemerintah Afrika untuk membantu menghambat aliran imigran ke Eropa.

Dalam pertemuannya dengan pihak pemerintah Afrika di Valetta, Malta, Rabu (11/11/2015), petinggi-petinggi UE membicarakan tawaran soal bantuan jangka panjang untuk menjamin kehidupan para pengungsi Afrika.

Hal itu mengingat semakin banyaknya pengungsi yang datang dari Timur Tengah dan Afrika, yang mulai membuat kekhawatiran baru bagi negara-negara UE.

Dikutip dari Reuters, dalam pertemuan tersebut, UE berharap kesepakatan dapat dicapai dalam beberapa pembicaraan, seperti soal bantuan pembukaan lapangan kerja dan pemulangan ratusan ribu imigran Afrika.

"Kami harus mempergunakan kesempatan Pertemuan Valletta ini baik-baik dan tidak lagi mencari solusi jangka pendek, melainkan mencoba membuat kebijakan imigrasi lebih komprehensif dengan pemerintah Afrika," sebut Presiden Parlemen Eropa, Martin Schulz.

Sedangkan, inisiatif UE untuk mengurangi imigran dari negara-negaranya dengan memulangkan ratusan ribu imigran diakui menjadi kekhawatiran bagi pemerintah Afrika.

Pasalnya, untuk imigran yang datang untuk bekerja di Eropa, hal itu berarti akan mematikan pekerjaan dan pendapatan hidupnya.

Namun, pihak UE sudah menjamin bahwa kategori imigran tertentu yang legal, seperti pelajar atau buruh musiman, akan mendapat semacam pengecualian.

Kamis (12/11/2015) mendatang, rencananya UE akan mengadakan diskusi lagi soal negosiasi dengan Turki, yang selama ini menampung banyak pengungsi Suriah, untuk memperlambat aliran pengungsi ke Yunani. (Reuters/Times of Malta)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan