Kamis, 2 Oktober 2025

Ibadah Haji 2015

Erni Sampe Dosen Baru Bertemu Jenazah Sang Suami di Hari Ketiga Usai Tragedi Crane

Lantas tiba-tiba benda tersebut menghantam suaminya. Erni saat itu sadar dan masih melihat suaminya mengangkat kedua tangan untuk berdoa.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Dewi Agustina
Tribunnews.com/Adi Suhendi
Erni Sampe Dosen istri dari Darwis Rahim Cogge yang meninggal dunia dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram, 11 September 2015. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Jumat (18/9/2015) pagi tampak dua orang wanita sedang duduk di Lantai 7 Hotel Manazil Al Hayat, dua wanita tersebut duduk di depan dua lift hotel yang berada sekitar 2 kilometer dari Masjidil Haram tersebut.

Tribun pun mencoba menyapa seorang wanita berhijab lebar dengan warna putih hitam. Dialah Erni Sampe Dosen istri dari Darwis Rahim Cogge yang meninggal dunia dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram pada 11 September 2015 lalu.

Warga Kabupaten Bulukumba tersebut bercerita saat-saat crane menimpa suaminya. Ketika itu Erni bersama suaminya Darwis beserta ayahnya Abdul Jalil, adiknya Fatmawati Abdul Jalil, dan tantenya Rosdiana bin Haji Muluk baru tiba di Tanah Suci, Jumat (11/9/2015) sekitar pukul 01.00 Waktu Arab Saudi (WAS) dari tanah air. Mereka pun bersama-sama langsung melaksanakan umrah qudum pada pukul 02.00, lalu melaksanakan salat Subuh dan kembali ke pemondokan.

Tiba salat Jumat, Darwis bersama mertuanya pun melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram, dan baru menjelang Ashar rombongan keluarga Erni pun berkumpul di Masjidil Haram.

Sebelum badai yang disertai hujan lebat serta angin kencang melanda Kota Mekkah, Erni bersama suami, ayah, tante, dan adiknya pun melaksanakan salat Ashar di lantai 3 Masjidil Haram, kemudian mereka turun ke lantai 2 kembali melakukan salat sunah, lalu mereka kembali turun ke tempat tawaf dan melakukan kembali salat sunah di multazam.

Saat itu hujan belum turun mereka pun berlima berdoa. Darwis saat itu selesai salat dan berdoa lebih dahulu, ketika melihat hujan, Darwis langsung berlari untuk berdoa atas turunnya hujan sebagai berkah.

"Tiba-tiba saja di sekitar menjadi gelap seolah seperti pesawat terbang jatuh," ungkap Erni.

Lantas tiba-tiba benda tersebut menghantam suaminya. Erni saat itu sadar dan masih melihat suaminya mengangkat kedua tangan untuk berdoa sebelum crane jatuh. Posisi dirinya dengan sang suami memang berhadapan. Erni tidak sadar ada benda yang menimpa dirinya sehingga melukai kepalanya dan mengeluarkan darah saat itu, begitu juga dengan kakinya tertimpa puing-puing kecil.

Dengan luka yang dialaminya, Erni yakin bila sang suami tertimpa crane dan menjadi korban. Ia tidak menghiraukan lukanya, di tengah kepanikan ia mencari sang suami, setiap korban yang akan dibawa melalui ambulans selalu ia lihat.

"Saya sadar saat itu dan langsung mencari suami saya. Saya yakin dia kena. Saya berlari-lari mengelilingi sekitar Masjidil Haram melihat setiap orang yang sedang membawa korban," ungkapnya.

Selama tiga hari sejak kejadian, Erni tidak pernah putus asa mencari jenazah sang suami. Ia keluar masuk rumah sakit ditemani petugas untuk mencari sang suami, bahkan ia pun mengelilingi setiap klinik yang ada di sekitar Masjidil Haram.

Meskipun butuh berhari-hari mencari sang suami, wanita asal Desa Salassae tersebut tidak pernah berputus asa, ia yakin pasti menemukan pria yang selama ini mendampinginya.

"Ada banyak orang meninggal di sana (tempat penyimpanan jenazah) tapi tidak ada identitas," ucapnya.

Pada hari ketiga baru lah ia dihadapkan pada sesosok jenazah yang diyakini suaminya. Meskipun sebagian wajah suaminya tidak lagi sempurna, tetapi Erni mengenali wajah sang suami, rambut, bentuk wajah, dan badannya. Memang tidak ada yang melekat identitas di tubuh Darwis seperti tas jemaah atau pun gelang identitas saat Erni melihat jenazah sang suami.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved