Sejak 2014 Produk Toyota Fortuner Indonesia Telah Masuk New Caledonia
Saat ini produk otomotif Indonesia, Toyota Fortuner, sejak Juni 2014 sudah menembus pasar New Caledonia
TRIBUNNEWS.COM.NOUMEA -Konsul Jenderal RI Noumea, Widyarka Ryananta, bertemu dengan Presiden Kamar Dagang dan Industri New Caledonia, Jennifer Seagoe (20/01/2015).
Seagoe dalam laman berita Kemenlu RI ,mengatakan produk Indonesia diminati karena kualitasnya yang baik didukung daya beli masyarakat New Caledonia yang cukup tinggi. Melalui Perusahaan Cocoge Distribution (distribusi produk ekspor-impor), produk makanan ringan dari Indonesia seperti Arnott’s dan produk toiletries laris di pasar New Caledonia. Hal ini membuka peluang produk-produk tersebut untuk masuk ke pasar Uni-Eropa melalui New Caledonia.
“Saat ini produk otomotif Indonesia, Toyota Fortuner, sejak Juni 2014 sudah menembus pasar New Caledonia setelah memenuhi standar Uni-Eropa dan melewati proses perizinan selama tiga tahun,” kata Konjen RI. Produk ekspor Indonesia lainnya yang telah masuk ke pasar New Caledonia antara lain tabung, pipa dan hises, tong alumunium, kayu dan furniture, produk makanan dan minuman, alas kaki, dan garmen.
Seagoe, yang baru menjabat sebagai Presiden Kadin pada akhir Desember 2014, melihat peluang untuk mendapatkan tambahan devisa dengan memanfaatkan kedatangan wisatawan asing yang menggunakan kapal pesiar ke Noumea.
“Pada bulan ini, terdapat 28 kapal pesiar yang datang ke Noumea dengan membawa 2.000 sampai 3.500 wisatawan asing. Meskipun singgah tidak lebih dari satu hari, para wisatawan ini membelanjakan sekitar 5.000 XFP (setara 53,1 USD). Diperkirakan dalam satu tahun terdapat lebih dari 350.000 wisatawan kapal pesiar yang akan datang. Jika dikalkulasikan dengan belanja yang mereka keluarkan, artinya mereka menghabiskan sekitar 1,8 miliar XFP (setara 19,1 juta USD),” jelas Seagoe.
Konjen RI menawarkan kerja sama untuk mengisi acara penyambutan wisatawan dengan menampilkan seni dan budaya Indonesia. Tidak hanya sebagai salah satu daya tarik wisatawan, tetapi acara ini dapat mempromosikan seni budaya Indonesia yang juga telah dianggap sebagai bagian masyarakat New Caledonia. Sekitar 7,000 diaspora Indonesia sudah menjadi warga negara setempat. Seagoe menyambut baik tawaran ini dan akan membicarakan lebih lanjut kemungkinan realisasinya.
Meskipun terdapat hambatan tarif, namun produk ekspor Indonesia tetap dapat menembus pasar New Caledonia. Wilayah seberang lautan Prancis ini menerapkan kebijakan ekonomi yang protektif, dengan menerapkan pajak impor yang tinggi terhadap produk/komoditi luar negeri. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk melindungi ekonomi dalam meningkatkan daya saing produk lokal.
Guna meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia – New Caledonia, Konjen RI mengundang kalangan dunia usaha New Caledonia untuk berpartisipasi dalam INACRAFT April 2015 dan Trade Expo Indonesia Oktober 2015 serta beragam pameran perdagangan lainnya.