Gelar Ratu Kecantikan Myanmar Dicopot, Dituduh Terima 10.000 Dolar AS untuk Implan Payudara
Myat Noe menyerang balik serta menuntut permintaan maaf sekaligus membantah menerima hadiah operasi implan payudara gratis bernilai 10.000 dollar AS.
TRIBUNNEWS.COM, NAYPYIDAW - Seorang pemenang kontes kecantikan asal Myanmar yang kemudian dicopot gelarnya karena dianggap berperilaku buruk mengatakan bahwa dia akan mengembalikan mahkotanya jika penyelenggara kontes di Korea Selatan meminta maaf secara resmi.
May Myat Noe (16) dilatih sebagai calon bintang K-Pop di Korea Selatan setelah memenangkan kontes kecantikan Miss Asia Pacific World 2014 di Seoul pada Mei lalu.
Namun, pekan lalu panitia penyelenggara mencopot gelar gadis itu karena menganggap Myat Noe melakukan banyak kebohongan. Panitia juga menuduh Myat Noe melarikan mahkota juara dan hadiah uang 10.000 dollar AS yang akan digunakan untuk biaya implan payudara.
Akibat tuduhan ini, Myat Noe menyerang balik serta menuntut permintaan maaf sekaligus membantah telah menerima hadiah operasi implan payudara gratis bernilai 10.000 dollar AS.
"Sangat alami bagi saya untuk mendapatkan permintaan maaf demi memperbaiki kerusakan yang telah mereka buat untuk integritas negara saya," kata Myat Noe dalam jumpa pers di Naypyidaw.
"Saya hanya akan mengembalikan mahkota ini jika panitia penyelenggara meminta maaf kepada Myanmar demi martabat negeri ini," tambah dia.
Dalam jumpa pers itu Myat Noe juga membantah telah menerima hadiah implan payudara gratis dari panitia penyelenggara.
"Saya dipaksa menjalankan operasi kecantikan dari ujung kepala ke ujung kaki yang sudah saya tolak. Saya tak melakukan implan payudara, tetapi saya tak akan berbicara terlalu rinci, saya memiliki martabat," ujar dia.
Jumpa pers Myat Noe ini semakin memperdalam perseteruan antara penyelenggara kontes kecantikan itu dan sang mantan ratu.
Sementara itu, pendiri Miss Asia Pacific World Young Choi mengatakan, pihaknya memiliki bukti foto operasi implan payudara dan mempertimbangkan langkah hukum untuk melawan May Myat Noe.
"Dia selalu berbohong. Dia juga berbohong dalam jumpa pers. Dia harus mengembalikan mahkota itu," kata Choi yang menolak menyebut harga mahkota itu tetapi menjelaskan bahwa mahkota tersebut dibuat selama beberapa pekan oleh 10 orang ahli.
"Seharusnya dia yang meminta maaf, bukan kami. Dia telah merusak citra dan kredibilitas kami," tambah Choi.
Penyelenggara kontes, kata Choi, sebenarnya menginginkan masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan mengingat hubungan antara Korea Selatan dan Myanmar. "Namun, kini kami tengah mempertimbangkan mengambil langkah hukum terhadap May Myan Noe," Choi menegaskan (AFP).