Masyarakat Rohingya Masih Butuh Bantuan
Sampai saat ini masyarakat korban konflik di Rohingya masih masih membutuhkan bantuan dari lembaga kemanusiaan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampai saat ini masyarakat korban konflik di Rohingya masih masih membutuhkan bantuan dari lembaga kemanusiaan. Untuk itu, lembaga kemanusiaan perlu terus mengirim bantuan ke wilayah Myanmar itu.
Demikian salah satu kesimpulan dialog kemanusiaan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU dan Dompet Dhuafa sebagai anggota SEAHUM (South East Asia Humanitarian Committee) di Hotel Gren Alia, Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Agung Notowiguno, Presiden SEAHUM Committee mengatakan, pertemuan itu diusulkan pentingnya kerjasama dengan lembaga internasional guna memperluas bantuan pengungsi yang masih bertahan.
"Agar bantuan tidak mengalami kendala berarti saat memberikan bantuan, lembaga kemanusiaan ataupun pihak lain yang masih tinggal di sana untuk memberikan update terbaru situasinya," katanya.
Sudah hampir 2 tahun berlalu sejak bulan Juni 2012 tepatnya di Negara bagian Arakan, Myanmar. Konflik ini menyebabkan permasalahan kemanusiaan yang membutuhkan respon dan bantuan dari dunia internasional.
Ini karena dampak konflik komunal tersebut, lebih dari 70 orang meninggal, lebih dari 3.000 bangunan rusak, dan hampir 60.000 orang kehilangan tempat tinggal. Infrastruktur seperti masjid, rumah, sekolah juga rusak. (Eko Sutriyanto)